Info Ayah Bunda

Thursday, April 10, 2008

Minum Vitamin, Kok Diare?

Anak saya, 10 bulan, 10 kg (berat lahir: 3,4 kg), sebelumnya, berat badannya sempat sampai 10,8 kg. Sampai saat ini kondisi umumnya cukup baik, namun akhir-akhir ini nafsu makannya menurun, sementara jika diberi vitamin malah mencret. Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengembalikan nafsu makannya? Normalkah berat badannya itu?

Ny. Sp. Untari, Semarang

Ada beberapa penyebab menurunnya nafsu makan anak. Misalnya karena penyakit menahun Untuk mencari penyebab ini, Anda harus pergi ke dokter spesialis anak.

Vitamin yang menyebabkan mencret, biasanya adalah vitamin C dosis tinggi. Jika dosis vitamin diberikan sesuai kebutuhan, biasanya tidak akan menimbulkan gejala mencret. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seksama, ternyata tidak ada sesuatu yang menyebabkan penurunan nafsu makan, maka untuk mengembalikan nafsu makannya kembali Anda dapat memberikan vitamin dengan dosis sesuai aturan pakai.

Berat badan normal anak pada usia 10 bulan, pada umumnya lebih dari 3 kali berat sewaktu lahir. Apabila berat badan waktu lahir anak Anda sekitar 3 kg, maka berat badan anak Anda sekarang sesuai dengan potensinya.

dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A (K), M.Trop. Paed.
IDAI Jaya

Mengapa Harus Antibiotik?

Rasanya hampir setiap bulan bayi saya (umur 9 bulan, berat badan 9 kg)) mengalami diare, batuk pilek, serta panas. Setiap kali saya bawa ke dokter, ia selalu diberi obat antibiotik.

Saya mengkhawatirkan efek antibiotik yang diberikan terus-menerus itu. Sebenarnya, seberapa bahayanya antibiotik yang diberikan pada bayi? Apa yang sebaiknya saya lakukan jika bertemu dengan dokter anak saya? Mengapa bayi saya sering sekali sakit?

Ny. Juwita, Malang

Antibiotik adalah jenis obat untuk membunuh bakteri. Sepanjang digunakan sesuai dengan fungsinya, dan menurut petunjuk dokter atas indikasi tertentu, maka apa yang didapat adalah manfaat dari obat tersebut.

Jika antibiotik digunakan pada keadaan infeksi bukan oleh bakteri, misalnya oleh virus, maka ia tidak bermanfaat. Bahkan, bila dipergunakan terus-menerus dalam keadaan tersebut, maka akan menimbulkan kekebalan terhadap kuman tertentu. Saya percaya dokter yang merawat anak Anda memberikan antibiotik dengan pertimbangan yang benar, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Namun, akan lebih bijaksana jika Anda menanyakan kepada dokter mengenai indikasi pemberian obat antibiotik kepada anak Anda, serta aturan penggunaannya.

Seperti diketahui anak di bawah usia 5 tahun, biasanya sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan termasuk perkembangan sistem kekebalan tubuh. Apalagi anak Anda berusia di bawah 1 tahun, perkembangan kekebalannya belum sempurna, sehingga ia rentan terhadap infeksi saluran napas bagian atas dengan gejala batuk, pilek dan panas.

dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A (K), M.Trop. Paed.
IDAI Jaya

Belum Tengkurap Tapi Ingin Duduk

Anak pertama saya, usia 5 bulan, Sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda ingin tengkurap. Tampaknya ia lebih suka jika didudukkan. Jika dipegang kedua tangannya, dengan sendirinya dia akan mengangkat kepala dan badannya untuk posisi duduk.

Ia tampak merasa nyaman dalam posisi duduk, walaupun cara duduknya belum bisa tegak. Wajarkah hal itu?

Banyak orang bilang bahwa pada usia tersebut bayi belum boleh didudukkan, karena tulangnya belum kuat. Saya menjadi khawatir, karena ia suka sekali posisi duduk walaupun untuk waktu tidak terlalu lama. Apa yang harus saya lakukan untuk anak saya ?

Siti R, Jakarta

Rentang usia perkembangan tengkurap seorang bayi, antara 2 – 5,5 bulan. Selama ini bagaimana dengan kesempatan dan stimulasi/rangsangan yang diberikan pada bayi Anda?

Untuk duduk pada usia 5 bulan, memang diperbolehkan, tetapi duduk dengan disangga, tidak duduk sendiri. Seorang bayi dapat duduk dibantu dengan kepala tegak pada usia 1,5 – 4 bulan, sedangkan duduk tanpa pegangan pada usia 5,5 - 7 bulan. Sebagian besar anak akan melalui perkembangan tengkurap dahulu sebelum duduk.

Jadi, Anda sebaiknya memberikan rangsangan seperti menaruh anak di matras dan latih untuk berguling serta tengkurap, jangan terlalu sering digendong atau dipangku. Lakukanlah stimulasi seperti itu setiap hari, sehingga bayi dapat tengkurap segera.

dr. Rini Sekartini, Sp. A
IDAI Jaya

Problem Makan Bayi

Anak saya, sekarang hampir 4 bulan, selama ini sering rewel, saya rasa karena ASI saya kurang. Oleh karena itu, dia saya beri makanan tambahan di samping ASI. Pemberian makanan tambahan itu sudah saya mulai sejak usianya 2 bulan, berupa pisang yang disaring atau bubur dalam bentuk encer. Jika diberi pisang, ia selalu menangis, kemudian tidur. Apakah itu tandanya ia tidak mau makan?

Mulai usia berapa bulan sebenarnya bayi boleh diberi makanan tmbahan disamping ASI? Perlu diketahui bahwa payudara saya kecil, sehingga ASI saya kurang, Padahal, saya sudah minum jamu dan makan makanan yang merangsang keluarnya ASI. Saya juga khawatir tidak dapat memberikan ASI lagi, padahal saya ingin memberikannya sampai usia anak saya dua tahun .

Ny. Arie, Semarang

Benarkah ASI Anda kurang? Hal ini dapat diketahui antara lain dari kenaikan berat badan bayi. Normalnya, bayi sehat pada 3 bulan pertama naik 25-30 gram/hari (atau 750-900 gram/bulan). Bayi rewel, dapat disebabkan berbagai hal, seperti sakit, ngompol/buang air besar atau lapar dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dicari penyebab lainnya sebelum memutuskan ASI kurang.

Mengenai payudara kecil, tidak selalu berarti produksi ASI-nya kurang, karena yang penting bukan ukuran payudaranya, tetapi jumlah kelenjar di payudara. Jika payudara kecil tapi jumlah kelenjarnya banyak, maka ini lebih baik daripada payudara besar karena jaringan lemak tetapi kelenjarnya sedikit. Bila Anda ingin menyusui bayi secara eksklusif dan dilanjutkan sampai dua tahun, maka Anda harus percaya diri bahwa Anda mampu, menjaga kesehatan dan gizi, serta menjalankan manajemen laktasi dengan benar (termasuk cara menyusui)

Pemberian makanan tambahan ( makanan penamping ASI/MP-ASI) tergantung dari pola pemberian ASI. Pada ASI eksklusif, ASI saja diberikan sampai usia 6 bulan, MP-ASI diberikan mulai usia 6 bulan. Bila bayi mendapat susu formula, pemberian MP-ASI dapat dimulai pada usia 4 bulan, karena berdasarkan perkembangan keterampilan makan pada bayi, usia 4 bulan merupakan usia tepat untuk memperkenalkan makanan tambahan dimana pada usia ini refleks ekstrusi (menjulurkan lidah/melepeh) mulai menghilang. Pengenalan ini dilakukan secara bertahap, baik jumlah, konsistensi/tekstur, jenis, maupun frekuensinya.

dr. Sri Nasar, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Bingung Kuku Jari Bayi

Anak pertama saya, perempuan, sekarang berumur tiga bulan. Kondisi umumnya sehat. Hanya satu hal yang saya khawatirkan, yaitu kuku-kuku jarinya tampak lunak. Sekalipun sudah digunting, ketika tumbuh kembali kukunya masih lunak juga.

Selain itu, kuku jari kakinya tampak lebih kecil-kecil dibanding dengan kuku jari tangannya. Mohon penjelasan dokter mengenai kuku jari bayi dan cara memotongnya.

Ny. Irene, Surabaya

Anda tak perlu khawatir, karena kuku bayi baru lahir pada umumnya memang halus, berwarna merah muda, tampak transparan dan lunak.

Kuku bayi biasanya juga mudah digunting dan tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, biasanya kuku bayi perlu dipotong sekitar seminggu sekali. Seiring dengan pertambahan usianya, biasanya kuku bayi akan semakin kuat dan semakin besar.

Biasanya bayi sulit untuk diam dalam waktu agak lama, sehingga menyulitkan ibu yang menggunting kukunya. Untuk memudahkan pengguntingan kuku bayi, beberapa tips berikut dapat Anda coba:

* Potonglah kuku bayi ketika baru saja dimandikan, karena saat itu kuku bayi lebih lunak dan lebih mudah dipotong.
* Jika bayi banyak bergerak, potonglah kukunya ketika ia sedang tidur.
* Minta tolong suami atau siapa saja untuk memegang bayi Anda ketika Anda memotong kukunya, untuk mempermudah Anda.
* Alihkan perhatian bayi pada mainan ketika Anda sedang memotong kukunya, sehingga ia tidak menarik-narik jarinya ketika kukunya sedang dipotong.

Dr. dr. Siti Aisah Boediardja Sp. KK
Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI),
RSUPN Cipto Mangunkusumo

Ingin Tinggi Gizi, Malah Alergi

Sejak kecil saya terbiasa makan ikan, berhubung kami tinggal di tempat yang mudah mendapatkan ikan. Saya juga ingin anak saya ( umur satu tahun) bisa mengonsumsi ikan yang katanya bergizi tinggi dengan kandungan vitamin dan omega 3-nya. Tapi sayang, ketika saya mencoba memberikan ikan sebagai lauk makanannya, ternyata timbul bintik-bintik merah di pipinya. Hal itu sudah saya perhatikan beberapa kali. Begitu habis makan ikan, maka bintik-bintik itu akan muncul. Jika pemberian ikan dihentikan selama beberapa hari, maka bintik-bintik itu tidak akan timbul. Perlu diketahui, alergi tersebut kemungkinan diturunkan dari suami saya yang juga mudah sekali terkena alergi.

Makanan seperti apa yang harus saya berikan kepada anak saya agar gizinya cukup baik? Bolehkah saya coba memberikan ikan kembali selama beberapa hari ini?

Ny. Monika, Bangka

Jika melihat pengamatan Anda pada pemberian ikan untuk anak Anda, kemungkinan besar anak Anda memang alergi terhadap ikan. Apalagi, menurut Anda, suami Anda pun memang alergi.

Dengan memberikan ikan beberapa kali sambil mengamati reaksi anak Anda sampai beberapa kali, tampaknya Anda sudah melakukan uji provokasi . Uji yang biasanya dilakukan untuk menentukan diagnosa alergi terhadap makanan.

Jika Anda ingin memberikan makanan bergizi, Anda dapat memberikan daging sapi, daging ayam, telur dan lain-lain, yang kemungkinan tidak menimbulkan alergi pada anak Anda. Makanan itu dapat dicobakan satu persatu sambil diawasi reaksinya.

Untuk sementara, hindarkan dulu pemberikan ikan bagi anak Anda, karena ikan mengandung alergen ( zat yang menimbulkan alergi) yang sangat kuat. Biasanya, alergi ikan ini dapat berlangsung lama. Untuk memastikan beberapa hal mengenai alergi anak Anda, bawalah anak Anda untuk diperiksa di klinik alergi. Mungkin di RS Umum di Palembang, atau di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

dr. Zakiudin Munasir, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Napas Terhenti Sebentar

Saya sering memperhatikan bayi saya tidur. Saya lihat kadang-kadang napasnya terhenti sebentar, kemudian kembali normal.

Perlu diketahui, saya maupun suami tidak memiliki penyakit saluran pernapasan. Hanya saja, ada keturunan penyakit asma dari garis ibu. Adik saya juga pernah terkena serangan asma.

Apa yang menyebabkan napas bayi terhenti sesaat seperti itu? Mungkinkah bayi saya terkena asma? Pada usia berapa dan bagaimana mengetahui apakah ia memang terkena asma?

Ny.Cys, Bekasi

Pernapasan bayi pada bulan-bulan pertama biasanya memang belum teratur, terutama saat bayi terjaga. Pada keadaan tidur, pernapasan bayi lebih teratur (walaupun kadang-kadang beberapa detik berhenti sebentar). Apabila salah seorang orangtua menderita asma (asma adalah salah satu manifestasi dari alergi), maka risiko bayi menderita alergi adalah 30%. Sekalipun begitu, napas yang tidak teratur saat ini tampaknya tidak berhubungan dengan penyakit asma. Namun, karena adanya riwayat asma dalam keluarga, observasi manifestasi alergi pada bayi harus dilakukan.

Manifestasi alergi pada bayi seringkali ditemukan pada pencernaan, kulit dan pernapasan (biasanya napas bayi berbunyi grok-grok, apalagi pada malam hari). Kadang-kadang juga pada auskultasi (bila suara napas idengarkan memakai stetoskop) terdengar suara mengi (wheezing baby) yang mirip suara napas penderita asma. Keadaan ini biasanya akan berkurang saat bayi berusia enam bulan.

Untuk penjelasan lebih lanjut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter anak, sehingga dapat memantau tanda-tanda alergi yang mungkin timbul.

dr. IG Ayu Nyoman Partiwi, Sp. A, MARS
IDAI Jaya

Kamar Bayi Ber-AC, Bolehkah?

Bayi saya (3 bulan), selalu berkeringat kepanasan. Maka saya ingin memasang AC atau kipas angin di kamar. Namun, saya khawatir alat pendingin ruangan tersebut tidak aman bagi bayi. Benarkah ruang berAC dapat menyebabkan anak menjadi sering pilek?

Apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan AC atau kipas angin?

Johannes, Tangerang

Boleh-boleh saja, asalkan diperhatikan agar anak Anda tidak terkena hembusan langsung AC atau kipas angin yang sedang dipasang. Juga, sebaiknya suhu pendingin diatur agar tidak terlalu dingin. Sebab, bayi yang menghirup udara terlalu dingin lebih mudah mengalami iritasi atau penurunan saluran pernapasan atas.

Selain itu, sebaiknya Anda memperhatikan kebersihan AC maupun kipas angin dengan membersihkannya secara teratur. Sebab, kotoran atau debu dari kipas atau AC itulah justru yang menyebabkan tidak sehat.

dr. Hartono Gunadi, Sp. A
IDAI Jaya

Banyak Daging & Hati, Sehatkah?

Bayi saya, 11 bulan, 9,5 kg dan panjang 80 cm (berat lahir hanya 2,5 kg dan panjang 50 cm), selama ini ia tampak sehat, lincah dan perkembangannya tidak berbeda dengan anak-anak sebaya. Saya ingin lebih banyak tahu tentang menu yang tepat untuk anak seusianya. Sementara ini, sejak ia bisa makan makanan padat, maka menu yang saya berikan setiap harinya adalah: Satu sendok daging ayam dan sapi giling, satu potong hati ayam, satu butir telur, 800 ml. susu dan satu sendok teh sirop multivitamin.

Dengan menu seperti itu, sudah cukupkah makanan untuknya? Tidakkah makanan itu terlalu berat untuk kerja hati dan ginjalnya? Menu seperti apa yang cocok untuk anak seusia anak saya?

Ny. Wiryanti, Surabaya

Untuk mengetahui status gizi seorang anak, perlu diketahui jenis kelamin, apakah laki-laki atau perempuan (sebab status gizi anak laki-laki tidak sama dengan status gizi anak perempuan). Selain itu, bentuk dan jenis makanan juga ikut menentukan zat gizi yang dikonsumsi.

Dari perbandingan berat dan tinggi badan anak Anda, tampaknya ia termasuk dalam kondisi gizi normal. Kalau saja Anda memberikan nasi tim dua kali sehari, sesuai dengan pola makan bayi usia 9 –12 bulan, apa yang Anda berikan sudah mencukupi kebutuhan kalorinya.

Jika zat karbohidrat, protein dan zat lemak yang Anda berikan masih dalam batas wajar, maka Anda tak perlu khawatir. Apalagi, usia anak Anda sudah mencukupi untuk mendapatkan zat makanan tersebut. Tentu saja, hal ini akan berbeda jika Anda memberikan protein yang berlebihan untuk bayi usia 0- 1 bulan, atau bayi yang lahir kurang bulan. Pada usia tersebut, bayi-bayi belum dapat mencerna dengan sempurna, sehingga makanan semacam itu yang diberikan akan menambah beban kerja ginjalnya.

Contoh menu untuk anak usia 9 –12 bulan, adalah :

* ASI ( dapat diberikan kapan saja bayi Anda menginginkannya).
* Buah atau biskuit yang dapat diganti dengan puding, kue kering (yang dihaluskan), atau pun bubur kacang hijau, satu atau dua kali sehari.
* Makanan lumat berupa bubur susu satu kali sehari
* Makanan lembik, berupa nasi dengan lauknya berupa daging/ayam/ ikan, ditambah dengan tempe/tahu, serta sayuran seperti bayam, wortel, labu kuning, daun singkong muda, kangkung dan sebagainya.

Bahan-bahan makanan tersebut dapat Anda olah dengan resep yang berbeda-beda, sehingga tidak membosankan bagi anak. Selamat mengolah makanan untuk buah hati Anda.

dr. Aryono Hendarto, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Beta Karoten di Susu

Di dalam label susu yang saya berikan untuk a nak saya, sekarang berumur 15 bulan, terdapat tulisan: mengandung beta karoten . Apakah beta karoten itu? Apa fungsinya bagi bayi? Apa akibatnya jika saya berikan pada bayi secara terus-menerus?

Ny. Kurwita, Jakarta

Beta karoten adalah cikal bakal vitamin A (provitamin A). Zat gizi ini secara alami banyak ditemukan dalam buah-buahan serta sayuran berwarna hijau dan merah.

Bayi yang sering diberi bahan makanan yang mengandung beta karoten akan kelihatan agak kuning. Lalu bagaimana untuk membedakan kuning karena kelebihan beta karoten atau kuning karena penyakit hati?

Bayi yang kuning karena kelebihan beta karoten, selaput putih matanya biasanya tidak ikut menjadi kuning, sementara bayi yang terkena penyakit hati hampir seluruh tubuhnya akan kuning.

Bila bayi Anda kuning karena pemberian beta karoten, maka jika pemberian makanan yang mengandung beta karoten tersebut dihentikan, dalam waktu dua minggu gejala kuning tersebut akan hilang.

Mengenai vitamin tambahan, jika pemberian makanan bagi bayi Anda sudah memenuhi syarat gizi yang seimbang (cukup hidrat arang, protein, lemak, vitamin dan mineral), maka tidak perlu memberikan bahan makanan yang mengandung beta karoten lagi (misalnya wortel) secara berlebihan.

dr. Aryono Hendarto, Sp.A (K)
IDAI Jaya

Plus Protein & Vit A, Bolehkah?

Atas saran seorang saudara, saya menambahkan bubuk protein dalam susu formula untuk anak saya, yang sekarang berumur 3 bulan dengan berat 4,9 kg. Apakah pertambahan bubuk protein tersebut dapat mengoptimalkan gizi yang dibutuhkan anak saya?

Selain tambahan bubuk protein, ia juga saya beri tambahan vitamin A. Namun, setelah pemberian vitamin A ini tampak nafsu makannya justru berkurang. Jika biasanya sekali menyusu durasinya bisa mencapai 30 – 60 menit, maka sekarang hanya sekitar 10 menit saja.

Selain itu, buang air besar pun yang biasanya sampai dua kali sehari, sekarang malah kadang-kadang tidak sama sekali. Jika satu hari ia tidak BAB, maka keesokan harinya BAB-nya berwarna agak gelap (kuning kehijauan), tetapi tidak lebih encer dari BAB normalnya. Baunya juga sama saja. Apakah hal ini normal?

Ny. Asti, Jakarta Timur

Penambahan berat badan anak Anda yang berat lahirnya 3 kg menjadi 4,9 kg pada usia 3 bulan, sebenarnya cukup, sehingga tidak perlu penambahan protein/formula. Selain itu, penambahan vitamin pada bayi biasanya diperlukan pada bayi-bayi yang lahir kecil atau bayi prematur. Untuk bayi seusia bayi Anda, sebaiknya memang masih mendapatkan ASI penuh (ASI eksklusif) sampai bayi usia 4-6 bulan.

Pada bulan-bulan pertama usia bayi, buang air besarnya memang seringkali tidak teratur. Selain itu, penambahan protein seperti yang dianjurkan oleh saudara Anda sebaiknya dikonsultasikan dulu pada dokter anak terdekat. Sebab, penambahan protein bisa saja mempengaruhi pasase usus (gerak usus). Akibatnya, mungkin saja si kecil menjadi tidak teratur buang air besarnya.

dr. IG Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A MARS
IDAI Jaya

Perlukah Tambah Susu Formula?

Dibanding bayi seusianya, bayi saya (3 bulan) tampak lebih kecil. Beratnya hanya 5 kg. Sebelum saya kembali bekerja selalu saya beri ASI eksklusif. Namun, ketika saya sudah bekerja, ia terpaksa saya beri susu formula sebagai tambahan ketika saya di kantor. Dengan selingan tersebut, saya khawatir gizinya tidak optimal.

Bagaimana cara menaikkan berat badan bayi saya? Bagaimana seharusnya komposisi pemberian ASI dengan susu formula?

Ny. Sat, Bekasi

Penambahan berat badan bayi pada usia 3 bulan pertama, berkisar antara 50 – 100 gram per hari. Penambahan berat badan bayi yang mendapat ASI biasanya memang tak sebanyak bayi yang mendapat susu formula. Banyak orang menganggap bayi gemuk adalah bayi sehat. Padahal, belum tentu. Dalam praktek sehari-hari, bayi yang mendapat susu formula seringkali malah mengalami overweight (kelebihan berat badan).

Sebaiknya Anda menghubungi dokter anak terdekat, sehingga mendapat bimbingan pemberian ASI untuk ibu yang bekerja. Biasanya kekhawatiran seorang ibu yang sedang menyusui justru mempengaruhi produksi ASI itu sendiri. Sebaiknya Anda terus mengkonsumsi makanan bergizi kalau Anda ingin tetap menyusui. Banyak pengalaman ibu bekerja yang masih bisa menyusui eksklusif dengan menyimpan ASI-nya untuk ditinggalkan sementara bekerja. Selain itu Anda juga bisa memerah ASI di kantor untuk dibawa pulang ke rumah.

Yang jelas, pemantauan berat badan bayi setiap bulan harus tetap dilakukan. Bila penambahan berat badan memang tidak sesuai dengan yang seharusnya, barulah penambahan susu formula dipertimbangkan.

Komposisi susu formula yang tersedia saat ini sangat bermacam-macam. Pada bayi yang semula mendapat ASI, memang kadang-kadang sulit memilih susu formula, karena rasa yang berbeda. Jika memang benar-benar perlu, konsultasikan dulu kepada dokter Anda.

dr. IG Ayu Nyoman Partiwi, Sp. A. MARS

Cacar Air Boleh Mandi?

Dua hari lalu, anak saya (masih umur 6 bulan) tampak gelisah dalam tidurnya. Sebentar-sebentar ia bangun. Makan hanya sedikit, minum susu juga sedikit, tidak seperti biasanya. Hari berikutnya, di sekujur tubuh, kepala dan sedikit pada kaki serta tangannya timbul bercak merah berisi air. Ternyata, dokter menyatakan anak saya terkena cacar air. Anak saya kemudian diberi PK yang dilarutkan untuk mandi, Salicyl Talk, obat puyer, serta salep. Menurut dokter yang memeriksanya, anak saya diperbolehkan mandi, dengan air yang diberi sedikit PK.

Saya sendiri sebenarnya agak ragu, benarkah anak yang terkena cacar air boleh mandi? Sebab, menurut orang tua saya, juga menurut dokter umum di dekat rumah, anak yang terkena cacar air tidak boleh mandi.

Menurut dokter yang memeriksanya, cacar air ini kemungkinan akan mempengaruhi jaringan otak anak. Bagaimana maksudnya?

Ny. Lina, Jakarta Selatan

Cacar air pada anak sering muncul tanpa didahului tanda-tanda lain. Bintil-bintil berisi cairan biasanya timbul dan menyebar dengan cepat. Bintil ini biasanya gatal, jadi anak cenderung sering menggaruk. Namun, harus diupayakan agar tidak pecah, untuk menghindari terjadinya infeksi oleh kuman lain. Untuk merawatnya, boleh diberi bedak dan untuk mencegah infeksi boleh dibersihkan dengan mandi menggunakan sabun antiseptik.

Mengenai penyebarannya, virus cacar memang bisa menyebar sampai ke otak, namun jarang sekali terjadi. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang daya tahannya menurun.

dr. Alan R. Tumbelaka, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Malabsorbsi Lemak

Sejak sakit sebulan lalu, anak saya, 13 bulan, dengan berat badan 11,5 kg (berat badan waktu lahir 3,5 kg), sulit makan. Makanan yang berganti-ganti dan bervariasi tetap ditolak. Bila dipaksa, makanan yang sudah dimulut dimuntahkan kembali. Padahal, sebelum sakit, ia mau makan dan minum susu dengan teratur.

Dokter menyarankan pemeriksaan feses di laboratorium. Hasilnya, anak saya dinyatakan mengalami malabsorbsi lemak dan dianjurkan untuk diberi susu yang kadar laktosanya rendah. Adakah perbedaan susu formula biasa dengan susu formula yang kadar laktosanya rendah?

Sampai kapankah susu rendah laktosa ini harus diberikan untuknya? Bagaimana mengembalikan nafsu makannya, mengingat sampai saat ini ia hanya mau minum susu tanpa makan apa-apa? Saya khawatir anak saya kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat.

Ny. Ir, Jakarta

Kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh banyak hal. Dari penyakit infeksi kronis sampai salah asuh. Dilihat dari berat badan anak Anda yang baik sementara pola makannya hanya minum susu, kemungkinan besar penyebabnya adalah karena pola makan yang salah. Anak Anda terlalu banyak minum susu, sehingga kebutuhan kalorinya telah terpenuhi, sehingga tidak ada nafsu makan lagi. Padahal, untuk anak di atas usia 1 tahun, susu tidak lagi merupakan makanan utama, karena makanan utamanya seharusnya adalah nasi lembik dan lauk-pauknya.

Menganalisis data yang Anda ajukan, agaknya malabsorbsi lemak dan intoleransi laktosa tidak terjadi pada anak Anda, karena berat badannya cukup baik dan tidak ada gejala diare. Oleh karena itu, anak Anda dapat diberi susu normal.

Susu formula rendah laktosa adalah susu formula dengan kadar laktosa rendah (<3g/dl), sedangkan susu formula normal mengandung laktosa sekitar 7g/dl. Susu formula rendah laktosa digunakan pada bayi yang menderita diare dengan komplikasi intoleransi laktosa (kemampuan usus mencerna laktosa terganggu sementara).

Sebagai kesimpulan, berikan anak Anda makanan padat dan susu sebagai tambahan. Bila masih tidak mau makan, konsulkan kepada dokter Anda untuk mencari penyebabnya.

Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Empat Bulan Belum Tengkurap

Anak pertama saya, lahir normal dengan berat badan 3,3 kg dan panjang 50 cm. Saat ini ia sudah berumur 4 bulan dengan berat terakhir 7 kg dan panjang 64,6 cm. Karena saya bekerja, maka saya memberinya susu formula. Adapun susu formula yang dikonsumsi setiap hari adalah satu kotak seberat 200 gram.

Masalahnya, mengapa sampai sekarang ia belum mampu miring sendiri, apalagi tengkurap ( sementara bayi lain sudah bisa)? Apakah berat badannya menjadi penyebab ia sulit tengkurap?

Anehnya, pada waktu usia 3 hari ia pernah miring (apakah mungkin ia hanya refleks bayi?) Walaupun belum bisa miring, sekarang ia sudah dapat mengangkat kepalanya dari bantal dengan disangga siku tangannya, seolah-olah akan bangun.

Selain itu, saya ingin bertanya, susu apakah yang paling bagus selain ASI?

Gina, Jakarta

Bayi-bayi yang mendapat susu formula seringkali kelebihan berat badan. Pada usia 3 bulan pertama, kenaikan berat badan maksimal adalah 1 kg/ bulan. Tetapi 3 bulan berikutnya ( 3- 6 ) bulan, penambahan berat badan harusnya maksimal 500 gram. Tampaknya berat badan bayi Anda saat ini, agak berlebih dan kemungkinan hal ini yang menyebabkannya sulit tengkurap. Sayangnya Anda tidak menyebutkan riwayat kehamilan, apakah Anda mengalami penyakit tertentu ( misalnya toksoplasma, CMV dll), cara lahir, riwayat perinatal (pernah kuning atau tidak dan sebagainya). Banyak hal yang perlu dilihat bila bayi belum bisa tengkurap.

Mengenai susu untuk bayi, dari banyak penelitian diketahui bahwa ASI-lah susu yang terbaik bagi bayi, karena sangat berpengaruh terhadap perkembangannya ( salah satunya adalah perkembangan motorik kasar, termasuk tengkurap). Namun, bila betul ASI tidak dapat diberikan lagi, maka pemilihan formula yang dianjurkan adalah formula yang komposisinya menyerupai ASI. Komponen dalam ASI yang diharapkan ada dalam susu formula adalah asam lemak (terkenal dengan istilah DHA/AA yang penting untuk proses pematangan/pembentukan otak dan penglihatan). Juga vitamin B kompleks (B1, B6, asam folat) diperlukan untuk perkembangan otak, dan komponen lain yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi.

dr. IG Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A. MARS

Tak Cocok Bubur Instan?

Tanpa konsultasi dokter saya telah memberikan biskuit pada anak saya ketika usianya 4 bulan. Namun, ia tidak menyukainya, sehingga saya ganti dengan bubur bayi instan dengan berbagai rasa (pisang dan beras merah). Ternyata, bayi saya menjadi jarang buang air besar (BAB). Kadang-kadang sampai 3 –4 hari baru buang air besar, itu pun keras. Saya kasihan melihatnya mengejan seperti itu.

Perlu diketahui, karena saya ibu bekerja, saya hanya memberinya ASI jika sedang ada di rumah, sementara jika saya bekerja, ia minum ASI perah dicampur dengan susu formula.

Saat ini usianya 5 bulan, dengan berat 8,3 kg ( BB lahir : 3,5 kg), pola makannya: ASI + susu formula (secukupnya), bubur susu ( 2 X), serta buah-buahan- jeruk dan pepaya ( 2 X).

Benarnya sulitnya BAB karena ia tak cocok dengan bubur instan? Selain bubur instan, bolehkah saya menggantinya dengan makanan instan untuk bayi yang lain? Setelah diberi pepaya, BAB-nya tampak agak lancar, sekalipun masih jarang ( 2 – 3 hari sekali). Bagaimana agar BAB-nya teratur?

Sudah betulkah pola makannya saat ini?

Ny. Dino, Jakarta Selatan

Pada prinsipnya, setelah berusia 4 bulan, bayi sudah dapat diberi makanan tambahan berupa biskuit, bubur susu dan buah-buahan. Walaupun, saat ini ada anjuran agar bayi diberi ASI saja sampai usia 6 bulan sepanjang tumbuh kembangnya optimal.

Bayi usia 3-6 bulan yang buang air besar 3-4 kali sehari sebenarnya tergolong normal, asalkan tinjanya berbentuk normal (tidak keras). Bila tinjanya keras, seperti yang dialami bayi Anda, mungkin ia kekurangan serat dalam dietnya. Terbukti bila diberi pepaya maka buang air besarnya lancar. Jadi, masalah anak Anda tidak ada kaitannya dengan bubur instan. Oleh karena itu, diet yang mengandung serat untuknya bisa ditingkatkan. Bial masih ada keluhan, konsultasikan kepada dokternya, karena ada susu formula yang ditambahkan serat, atau sirup serat yang aman diberikan pada bayi normal.

Mengenai pola makan anak Anda tampaknya sudah baik, terbukti dari pertumbuhannya yang baik.

Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, Sp. A (K)
IDAI Jaya.

Jurus Jitu Melawan Karies

Sejak memasuki usia 8 bulan, anak saya sudah mempunyai gigi susu yang tumbuh dengan baik. Hanya saja, saya tidak tahu bagaimana merawat gigi susu bayi seperti itu. Dia memang sudah mulai diberi makan makanan pendamping ASI. Makanannya masih berupa makanan halus dan sari buah. Tapi, saya khawatir jika giginya akan rusak dan mengganggu pertumbuhan gigi selanjutnya. Apa yang harus saya lakukan?

Ny. Lisa, Jakarta

Penyakit yang paling sering terjadi pada gigi susu bayi adalah karies. Karies terjadi karena gigi susu dalam waktu yang cukup lama terkena zat asam yang diproduksi oleh bakteri yang ada dalam mulut bayi.

Susu, ASI, sari buah akan diubah oleh enzim yang ada dalam air liur bayi ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh bayi. Air liur yang keluar dari mulut bayi akan mencegah gigi susu kontak dengan zat asam dalam waktu yang berlebihan. Masalah biasanya timbul saat bayi tidur, ketika produksi air liur berkurang, dan proses menelannya berkurang. Saat tidur, cairan yang ada dalam mulut bayi akan kontak dengan gigi dalam waktu yang lama.

Untuk mencegah karies, dapat dilakukan upaya penguatan email gigi dan pengurangan paparan terhadap asam. Fluor dalam air minum merupakan hal yang telah terbukti memperkuat email gigi. Kadar fluor yang optimal dalam air minum adalah 0,7 sampai 1,2 ppm.

Untuk mengurangi paparan asam pada gigi ( agar tidak menimbulkan karies), hindarkan bayi dari minum susu botol berlama-lama( misalnya berjalan ke mana-mana dengan botol berisi susu di mulutnya). Juga tidak dianjurkan untuk memberikan susu botol pada bayi yang tidur lelap. Usahakan juga agar bayi tetap terjaga sampai 15 menit setelah selesai minum susu. Kalau pun bayi segera tertidur setelah minum susu, maka mulut dan gusi bayi dapat dibersihkan dengan kain kasa yang lembut dan air hangat.

Bersihkan gigi dan gusi bayi setelah gigi pertama timbul, minimal sekali sehari. Dengan cara ini, mudah-mudahan karies dan penyakit gusi lainnya dapat dicegah. Anak dengan gigi susu yang terawat, akan membangun citra diri yang lebih positif dibanding dengan anak dengan gigi yang penuh karies. Selamat merawat gigi bayi Anda.

dr. Hartono Gunardi, Sp. A
IDAI Jaya

Gigi Susu Miring

Baru-baru ini bayi saya (9,5 bulan) tumbuh gigi susunya sebanyak dua buah. Saya senang tetapi juga khawatir karena tumbuhnya tampak miring (tidak lurus). Apakah kelak gigi tersebut bisa tumbuh lurus sendiri?

Jika tidak bisa tumbuh lurus sendiri, bagaimana meluruskannya, mengingat gigi tersebut adalah gigi susu?

Ny. Mona, Jakarta

Pertumbuhan gigi pada bayi amat bervariasi. Umumnya gigi susu mulai tumbuh sekitar usia 5 - 7 bulan. Namun, umur saat tumbuh gigi pertama ini tidak pasti, karena rentang usia yang lebar. Gigi susu pertama dapat tumbuh mulai usia 1 bulan, dan sebaliknya gigi susu pertama juga dapat tumbuh pada usia 1,5 tahun.

Biasanya, gigi susu rahang bawah lebih dulu timbul daripada gigi susu rahang atas. Gigi susu bayi perempuan pada umumnya timbul lebih awal daripada gigi susu bayi laki-laki.

Pertumbuhan gigi susu yang terlambat dapat berhubungan dengan masalah nutrisi, misalnya penyakit kekurangan vitamin D (hal ini jarang sekali terjadi di negara tropis), ataupun penyakit kekurangan hormon kelenjar gondok (penyakit ini pun juga jarang sekali terjadi).

Anda tak perlu khawatir soal pertumbuhan gigi susu pertama yang tidak lurus. Kadang-kadang gigi susu memang tumbuh tidak lurus, atau agak miring. Hal ini berhubungan dengan letak gigi yang bersebelahan dengan gigi yang bersangkutan (terhambat/ tertekan oleh pertumbuhan gigi sebelahnya) atau mungkin karena kebiasaan anak mengisap ibu jari (jempol).

Bila gigi susu tumbuh tidak lurus, atau tidak rapat, Anda tidak perlu khawatir. Gigi susu akan tanggal pada waktunya dan akan digantikan oleh gigi permanen.

dr. Hartono Gunardi, Sp. A
IDAI Jaya

Mendeteksi Asma pada Bayi

Bayi saya lahir normal dan dalam perkembangannya sekarang pun ia tidak menunjukkan adanya kelainan (sesuai petunjuk panduan tumbuh kembang anak). Namun, ketika usianya tujuh bulan, saya pernah terbangun mendengar napasnya agak berbunyi, seperti orang yang sulit bernapas. Saya khawatir ia menderita asma.

Setahu saya, penyakit ini diturunkan secara genetik dan kebetulan dari keluarga kami, ibu sayalah yang menderita asma. Bagaimana mendeteksi asma secara dini pada bayi?

Ny. Arsiani, Bandung

Asma merupakan salah satu bentuk penyakit alergi. Yang biasanya diturunkan adalah bakat alerginya, sedangkan bentuk penyakitnya bisa berbeda. Semakin banyak adanya riwayat penyakit alergi dalam keluarga, maka semakin besar kemungkinan diturunkan. Apalagi, bila ada riwayat alergi dari kedua jalur keluarga, baik ibu maupun ayah. Jika melihat penjelasan Anda, maka bayi Anda memang berpotensi mengalami asma.

Bakat alergi atau asma tidak akan berkembang jika tidak terkena faktor pencetus. Untuk mencegah asma berkembang, langkah paling penting adalah menghindari pencetusnya. Pencetus paling potensial justru terdapat dalam lingkungan rumah, di antaranya debu rumah dan asap rokok, termasuk jika ada yang merokok di teras, garasi, ataupun kamar mandi/WC. Oleh karena itu, untuk menghindari asma, sebaiknya Anda menghindarkan bayi dari pencetus asma itu sendiri.

dr. Darmawan B. Setyanto, Sp. A
IDAI Jaya

Bayi Naik Pesawat

Saya berencana membawa bayi (3 bulan) pulang kampung naik pesawat terbang selama sekitar 30 menit. Maskapai penerbangan menyatakan tidak ada masalah. Tapi, ada seorang teman mengatakan bayi tidak boleh dibawa naik pesawat, karena dikhawatirkan gendang telinganya pecah dan juga nanti tidak bisa bernapas saat pesawat sudah di atas. Saya jadi ragu-ragu dengan pernyataan itu.

C. Nasution, Balikpapan

Tubuh bayi yang baru lahir memang akan segera beradaptasi terhadap kehidupan di luar rahim. Namun, sebaiknya jangan diajak naik pesawat dulu sebelum umur 2 minggu. Dengan demikian, bayi Anda, yang sudah 3 bulan, tentu saja boleh naik pesawat.

Efek penerbangan terhadap telinga bayi, sama saja terhadap orang dewasa. Perubahan tekanan udara dalam kabin pesawat ketika tinggal landas maupun mendarat akan menyebabkan tekanan pada telinga tengah yang menimbulkan nyeri pada telinga.

Untuk mengimbangi tekanan pada telinga ini, bayi harus melakukan gerakan menelan. Oleh karena itu, pada saat pesawat tinggal landas maupun persiapan mendarat bayi sebaiknya meyusu, baik ASI atau susu botol. Telinganya tidak perlu ditutup.

Bayi yang baru saja mengalami radang telinga akan merasakan lebih sakit selama penerbangan. Dalam keadaan ini, mintalah kepada dokter Anda untuk memberikan obat tetes telinga penghilang rasa sakit.

Mengenai bayi sulit bernapas, sampai sekarang belum ada penelitian yang membuktikan dugaan itu.

dr. Partini P. Trihono, Sp. A( K)
IDAI Jaya

Bronkhitis dari Pembantu?

Hampir sebulan bayi saya (7 bulan), menderita batuk yang tak kunjung reda. Kelihatannya ia batuk-batuk karena tertulari pengasuhnya.

Oleh dokter spesialis anak, ia diberi obat, tapi frekuensi batuknya hanya berkurang sedikit. Jika sudah kembali batuk, wajahnya sampai tampak biru kehitaman. Sudah tiga kali saya bawa ke dokter, sudah diberi obat, tapi batuknya belum tuntas juga.

Masih mungkinkah anak saya sembuh seperti dulu lagi? Sebenarnya anak saya sakit apa? Bagaimana menangani anak batuk seperti itu?

Ny. Ani, Surabaya

Banyak penyakit yang menyebabkan batuk lama pada anak. Antara lain: asma, post infectious cough , refluks gastro esofagus, dan lain-lain.

Ada satu data menarik yang Anda sampaikan, yaitu bila bayi Anda batuk wajahnya sampai biru kehitaman. Informasi ini mengarah kepada kemungkinan bayi Anda mengalami pertusis atau tussis like quinta . Pertusis sendiri mempunyai beberapa nama lain, yaitu batu rejan, whooping cough atau batuk seratus hari.

Untuk mengobati pertusis diperlukan antibiotik golongan makrolid , seperti klaritromisin atau azitromisin . Secara umum, obat penekan batuk (antitusif) tidak dianjurkan pada anak. Namun, karena dikhawatirkan batuk pertusis yang hebat bisa menyebabkan anak kekurangan oksigen (karena ia tidak sempat menarik napas di sela-sela batuknya itu), maka obat antitusif boleh diberikan.

Untuk penanganannya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter anak yang ahli di bidang respirologi (ilmu penyakit pernapasan) yang dapat Anda temui di Bagian Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Sesuai dengan salah satu namanya, yaitu batuk seratus hari, maka penyakit ini memang lama sembuhnya, sekalipun sudah mendapat penanganan yang tepat. Namun, tentu saja lama batuknya tidak benar-benar sampai 100 hari, bisa lebih cepat atau lebih lama.

dr. Darmawan B. Setyanto, Sp. A,
IDAI Jaya

Bayi Tertular Cacar Air

Saya, ibu dari dua anak, usia 3,5 tahun dan 2 bulan. Baru-baru ini saya terserang cacar air. Oleh dokter saya diberi bedak dan obat minum. Menurut dokter, bayi saya belum bisa terkena cacar. Jadi, saya dengan tenang tetap menyusuinya dan tidur dengannya.

Dua minggu kemudian, di kulit bayi saya timbul bentil-bentil berisi air dan ada yang berisi nanah. Saya kembali ke dokter tersebut dan diberi salep. Keesokan harinya, bayi saya demam dan bentolnya tumbuh banyak. Saya bawa lagi ke dokter spesialis anak. Oleh dokter, bayi saya diberi obat penurun panas dan salep nebacetin. Kata dokter bintil berisi cairan itu bukan cacar air tetapi vesicobulosa.

Apakah beda cacar air dengan vesicobulosa, melihat bentolnya hampir sama? Perlukah anak atau bayi diimunisasi cacar air? Bagaimana proses penularan cacar air itu?

Tina, Mataram

Bayi dapat tertular ccar air dari ibunya saat lahir dan itu termasuk keadaan yang berat. Kadang-kadang pada anak timbul merah-merah dengan gelembung cairan (vesicobulosa) pada tempat-tempat tertentu dan disebut impetigo bullosa. Cacar air biasanya cepat sekali menular/menyebar ke seluruh tubuh (dalam waktu 24 jam biasanya sudah penuh di seluruh tubuh).

Cacar air disebabkan oleh sejenis virus, sedang impetigo bullosa oleh bakteri. Penularan cacar air terjadi melalui kontak langsung (bisa melalui kulit, baju atau alas tidur dan lain-lain).

Vaksinasi cacar air di Indonesia dianjurkan pada anak di atas usia 10 tahun, sementara di Amerika di atas usia satu tahun.

dr. Alan R. Tumbelaka, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Benjolan di Leher Pasca Campak

Anak perempuan saya, 16 bulan, pernah terkena campak ketika usianya 9 bulan. Ia dirawat di rumah sakit selama 5 hari karena mengalami kejang dan tidak sadarkan diri selama sekitar 7 jam. Pada waktu dirawat itu dia diinfus, dironsen dan diambil virus dari belakang.

Sepulang dari rumah sakit, ia memang tampak sehat. Tapi saya khawatir karena di leher sebelah kanan dan kiri timbul benjolan? Benjolan di leher sebelah kiri kecil, sementara benjolan di sebelah kanan besar. Padahal, sejak lahir tak pernah tampak tanda-tanda seperti itu. Berat badannya ketika lahir 3,6 kg dan saat ini 9 kg.

Penyakit apa sebenarya yang menimpa anak saya? Dia sendiri tampaknya tidak pernah merasa kesakitan dengan kondisinya tersebut. Saya ingin membawanya ke rumah sakit, tetapi khawatir jika harus dioperasi. Adakah kemungkinan tindakan lain selain operasi?

Ny. Sumiarsih, Jakarta.

Benjolan-benjolan tersebut kemungkinan kelenjar leher yang meradang. Hal itu bisa terjadi bila ada radang tenggorokan saat anak ibu terkena campak atau akibat infeksi ikutan.

Bila diberi obat radang tenggorokan yang baik, biasanya kelenjar itu akan mengecil atau hilang. Bila kelenjar-kelenjar itu makin banyak dan bergerombol, mungkin perlu pemeriksaan kembali dan bila perlu dilakukan pemeriksaan di laboratorium darah.

dr. Alan R. Tumbelaka, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Sulit BAB karena Susu?

Anak saya, lahir dengan berat 3,235 dan panjang 48 cm. Sekarang, di usia 5,5 bulan, berat badannya 8 kg dan panjangnya 65,5 cm. Selama ini ia diberi ASI dan susu formula. Pada waktu usia dua bulan, susu formulanya saya ganti, tapi ia tampaknya mengalami kesulitan buang air besar (BAB). Pernah sampai 4 hari ia tidak buang air besar. Keadaan itu berlangsung selama kira-kira 1 bulan. Tinjanya berwarna hiaju tua dan berbau tinja orang dewasa. Normalkah keadaannya ini?

Apakah ganti susu menyebabkan ia susah buang air besar? Ataukah ini pengaruh dari ASI? Selama menyusui saya tidak pernah pantang makanan atau minuman (saya minum minuman bersoda dan makan makanan pedas). Ataukah karena pengaruh jus yang saya berikan? Saya pernah memberi jus pepaya yang sudah disaring, kemudian keesokan harinya atau lusanya baru bisa buang air besar. Apakah hal ini akan berlanjut sampai ia besar?

Poppy, Jakarta Barat

Bila melihat pertumbuhannya, bayi Anda tumbuh dengan sangat baik. Pola buang air besar setiap bayi dan anak sangat bervariasi. Seorang bayi dapat buang air besar beberapa kali sehari (2-4 kali) sampai hanya beberapa hari sekali ( 3 hari sekali). Keadaan ini masih dianggap normal, asal konsistensi tinja yang dikeluarkannya normal. Konsistensi tinja bayi usia di bawah 6 bulan dapat seperti bubur atau lebih padat. Oleh karena itu, meski bayi Anda BAB 3 hari sekali, tapi konsistensi tinjanya lunak, maka pola buang air besarnya itu masih dianggap normal. Walaupun begitu, tiap perubahan pola BAB pada bayi harus diwaspadai. Perubahan itu dapat disebabkan oleh minuman atau makanan yang dikonsumsinya atau faktor di saluran cernanya.
Makanan yang kurang mengandung serat, karbohidrat dan air, merupakan salah satu penyebab keadaan tersebut. Makanan yang terlalu lama berada di dalam usus besar dapat menyebabkan perubahan warna tinja yang dikeluarkan, karena adanya proses fermentasi.

Meskipun secara garis besar komposisi utama semua susu formula hampir sama, tetapi toleransi bayi terhadap susu yang diminumnya dapat berbeda antara 1 bayi dengan bayi lainnya. Pada prinsipnya, bila terjadi perubahan pola BAB setelah penggantian susu, maka pemberian susu tersebut harus dihentikan dan dikembalikan ke susu semula. Bila setelah penghentian itu pola BAB kembali seperti semula, maka dibenarkan untuk tidak meneruskan pemberian susu yang dianggap sebagai penyebab keluhan tersebut. Sejauh ini, tidak pernah dilaporkan bahwa ASI menyebabkan BAB keras.

Perlu diingat, setiap perubahan pola BAB yang tidak segera diantisipasi dapat berlanjut menjadi suatu ekadaan yang memerlukan penanganan yang lama dan sulit.

dr. Badriul Hegar, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Anak Saya Tak Suka Minum

Anak saya, sekarang usianya menjelang sembilan bulan. Sejak usia 7 bulan dia tidak mau lagi makan bubur bayi instan yang halus. Makanan yang dipilihnya adalah nasi tim kasar yang dicampur sayuran dan lauk (tidak mau banyak kuah). Sejak usia 4 bulan, dia saya beri makan bubur bayi dua kali sehari dan buah 1 kali sehari. Akibatnya, ia jadi kurang mau minum cairan. Sehari, dia hanya minum 1 X 120 ml. Pada waktu siang hari, saya tinggal bekerja dan jika malam hari dia saya tambah ASI.

Mengingat keinginannya untuk makan nasi tim kasar, saya khawatir apakah ususnya sudah cukup kuat makan makanan tersebut?

Bagaimana agar nafsu minumnya bertambah? Saya takut kalau kekurangan cairan, mengingat banyak keringat yang keluar karena aktivitas tubuhnya. Selain itu, jika ia buang air besar, kotorannya juga keras.

Ny. Gayatri, Semarang

Jika pada usia 7 bulan anak Anda hanya mau makan nasi tim kasar, sebetulnya tidak terlalu menjadi masalah, karena tampaknya tidak ada keluhan atau akibat yang terjadi pada bayi Anda ( kecuali hanya minumnya sedikit).

Hal yang perlu diperhatikan adalah, karena relatif nasi tim lebih kasar maka bayi menjadi lebih mudah tersedak (keselak). Oleh karena itu, ketika makan anak harus didudukkan. Pemberiannya pun perlu hati-hati.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, pertumbuhan tubuhnya. Pada usia 7 bulan, berat dan panjang badan yang ideal untuk anak laki-laki adalah 8.400 gram dan tinggi 69 cm. Sementara untuk bayi perempuan, berat idealnya adalah 7.600 gram dengan panjang badan 67 cm.

Mengenai kebiasaan minumnya yang hanya sedikit, maka Anda harus mengusahakan dengan memberikan minum sedikit demi sedikit ( tidak perlu terlalu banyak, tapi sering).

Buang air besarnya yang keras, merupakan gambaran asupan cairan yang kurang memadai, tetapi juga dapat disebabkan serat yang kurang dalam makanannnya.

dr. Soepardi Soedibyo, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Tak Suka Makan Nasi

Anak saya, sekarang berumur 11 bulan. Sejak usia 9 bulan ia tidak suka makan nasi, hanya mau diberi susu, atau kembali ke bubur susunya. Padahal, sejak usia 6 bulan ia sudah saya beri bubur tim saring dan waktu itu ia sangat menyukainya.

Mula-mula saya ikuti saja aksi mogoknya dengan hanya memberikan susu seperti permintaannya, tetapi lalu saya hentikan. Sekalipun susu bisa menggantikan kalori yang masuk, tapi nilai gizinya tentu tidak bisa mencukupi seperti kalau ia makan makanan padat yang bervariasi. Akhirnya saya mencoba memberinya makan tim jagung, pure kentang, cereal dan biskuit, ternyata ia sangat menyukainya. Tapi, begitu diberi lagi nasi tim pasti ditolaknya lagi.

Saya ingin tahu apakah tidak bermasalah jika anak saya kelak sampai tidak suka makan nasi? Sebab, di Indonesia kita terbiasa makan dengan makanan utama nasi. Sampai usia berapa tahun biasanya anak-anak menolak makan nasi seperti itu?

Kalau memang tidak mau nasi, menu apa saja yang cocok untuk anak seusianya sebagai makanan pengganti nasi?

Wahyu, Jakarta

Masalah Anda memang sering juga dihadapi oleh banyak ibu yang lain. Anda tidak usah terlalu khawatir dengan apa yang telah Anda berikan untuk buah hati Anda, karena selama ini Anda sudah memberikan tim jagung, pure kentang, cereal dan biskuit. Makanan-makanan tersebut bisa menjadi pengganti nasi.

Apa yang anak Anda alami itu bisa saja berlangsung sampai usia lima tahunan. Biasanya, cara mengatasinya adalah dengan membawa anak pada lingkungan bermain di sekitar rumah atau mengajak anak tetangga yang sebaya dengan anak-anak Anda, agar dia dapat mencontoh teman-temannya dalam menikmati makanannya.

Hal penting yang perlu selalu dipantau adlah tumbuh kembangya. Salah satu contohnya adalah, pada usia 11 bulan, berat dan tinggi yang ideal adalah 10.000 gram ( 10 kg) dengan panjang 74 cm untuk anak laki-laki, dan 9.200 gram dengan panjang 72 cm untuk anak perempuan. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena tujuan pemberian makan pada bayi atau anak adalah agar tumbuh kembangnya optimal.

dr. Soepardi Soedibyo, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Leher Terlilit Tali Pusat

Anak saya, sekarang berumur dua minggu. Ketika lahir (proses persalinan normal), lehernya terlilit tali pusat. Berat badan ketika lahir adalah 3,2 kg dengan panjang badan 49 cm. Selama dua minggu ini ia minum dengan baik, sering buang air kecil dan kalau malam sering terbangun.

Hal yang saya khawatirkan adalah gangguan yang mungkin terjadi di otaknya. Mungkinkah lilitan di leher ketika masih di dalam rahim itu dapat mengganggu perkembangan otaknya di kemudian hari?

Seberapa banyak bayi dalam rahim mengalami lilitan tali pusat? Bagaimana kami bisa mengetahui jika perkembangan otaknya terganggu? Tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah gangguan yang mungkin terjadi?

Ny. Triwarti, Yogyakarta

Dua puluh sampai tiga puluh persen janin dalam kandungan dapat terlilit tali pusat. Tergantung tingkat jeratan tali pusat pada keadaan yang ekstrem dapat terjerat kuat di banyak tempat, sehingga dapat terjadi :

* Gangguan proses persalinan normal ( bayi tidak turun ke rongga panggul menuju jalan lahir). Persalinan diakhiri dengan operasi caesar.
* Jeratan pada leher janin yang kuat dapat menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen), sehingga bayi dapat mengalami sindrom gangguan nafas berupa sesak nafas.
* Bayi Anda lahir normal, tidak ada komplikasi. Yang perlu dilakukan adalah pemantauan tumbuh kembangnya oleh dokter anak. Bila tumbuh kembangnya normal, berarti bayi itu sehat.

dr. Rinawati Rohsiswatmo. Sp.A
IDAI Jaya
Staf Divisi Neonatologi IKA, RSCM-FKUI

Trauma Kepala Bayi Baru Lahir

Bayi pertama saya lahir dengan berat badan 2,8 kg dan panjang 48 cm. Ia lahir tanpa operasi, tetapi proses persalinannya panjang. Menurut dokter, keadaan kesehatannya cukup baik, tetapi bentuk kepala bayi saya tampak mengkhawatirkan. Kepalanya tampak benjol sebelah seperti bengkak, yang kata suster akibat proses persalinan.

Kemungkinan apa yang bisa terjadi pada anak saya? Berbahayakah keadaannya tersebut? Bisakah kepala anak saya bisa normal kembali? Jika memang bisa sembuh, berapa lama proses kesembuhannya? Apa yang harus saya lakukan untuk membantu kesembuhannya?

Ny. Mathilda, Surabaya

Proses persalinan yang panjang dan sulit, sering menyebabkan pengumpulan cairan di bawah kulit kepala bayi, sehingga kepala bayi terlihat bengkak/edema. Dalam istilah kedokteran dinamakan Caput Succedaneum . Pada umumnya, caput ini menghilang dalam kurun waktu 1 hari.

Benjolan lain yang sering terlihat di kepala bayi dan tidak menghilang dalam waktu 2-3 hari, dinamakan cefal hematom . Benjolan ini diakibatkan oleh adanya pengumpulan darah di bawah tulang kepala ( tulang parietal). Benjolan ini terlokalisir, dapat tunggal atau lebih dari satu (multiple ). Tergantung luasnya benjolan. Benjolan ini kadang-kadang baru menghilang sampai berbulan-bulan.

Untuk benjolan semacam ini, tidak ada terapi khusus, biarkan saja menghilang secara alamiah. Pada umumnya, benjolan ini tidak menimbulkan gejala sisa pada otak dan dampak pada perkembangan anak.

dr. Rinawati Rohsiswatmo. Sp.A
IDAI Jaya
Staf Divisi Neonatologi IKA, RSCM-FKUI

Hidrokel atau Hernia?

Pertumbuhan dan perkembangan anak saya, laki-laki usia 5 bulan,. selama ini cukup baik. Namun, ada hal yang saya khawatirkan, karena adanya benjolan di buah zakar kiri atas. Benjolan kecil itu kadang timbul kadang hilang. Ketika kami konsultasikan ke dokter anak dan dokter bedah, diagnosa sementara adalah hidrokel. Tetapi, karena benjolan tersebut kadang-kadang tidak timbul, dikhawatirkan benjolan tersebut adalah hernia. Langkah sementara adalah mencegah agar bayi saya jangan sampai mengejan. Kata dokter, bila benar ada hernia, maka ia harus segera dioperasi.

Apa beda hernia dengan hidrokel? Mengapa hal itu bisa terjadi? Jika memang hidrokel, bagaimana cara penyembuhannya? Apakah dengan melakukan pemijatan ke arah atas maka penutupan saluran bisa sempurna dan benjolan hilang?

Kalau hernia, apakah benar harus segera dioperasi? Berapa lama operasinya dan berapa lama proses penyembuhannya?

Ny. Yasin, Surabaya

Hidrokel adalah pengumpulan cairan di dalam kantung yang terletak di sekitar kantong kemaluan atau lipat paha, sedang hernia adalah masuknya lapisan perut (kadang-kadang disertai dengan isi perut, seperti usus) ke dalam kantong kemaluan atau lipat paha.

Hal tersebut dapat terjadi oleh karena ada gangguan dalam pembentukan alat genetalia eksterna. Menilik cara pembentukan dan isi yang berbeda, maka pada umumnya hidrokel berbentuk bulat, berbatas tegas, kenyal dan karena isinya cairan bening maka bila ada sinar melalui benjolan, sinar itu dapat menembus benjoloan tersebut.

Sedangkan hernia, pada umumnya berbentuk lonjong, tidak berbatas tegas, kenyal keras dan karena isinya lebih padat, maka tidak tembus bila disorot sinar. Pada umumnya, hernia merupakan benjolan yang hilang timbul.

Pemijatan ke arah atas dapat menyebabkan isi benjolan tersebut pecah atau membengkak, sehingga menyebabkan keadaan berbahaya. Hernia di lipat paha pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Biasanya, luka operasi itu akan sembuh dalam waktu beberapa hari saja.

dr. Partini P. Trihono, Sp A (K)
IDAI Jaya

Diare karena Jamur

Bayi saya, usia 9 bulan, beberapa waktu lalu mengalami diare dan muntah-muntah, sampai dehidrasi. Dia sempat dirawat di rumah sakit dan diinfus. Menurut dokter, anak saya mengalami infeksi jamur.

Bagaimana anak sekecil itu bisa terinfeksi jamur? Apakah infeksi itu didapat dari udara, makanan atau karena hal lain?

Kira-kira jamur semacam apa yang menulari anak saya? Mungkinkah jamur semacam itu juga menulari kami, orang tuanya? ( Sebab, beberapa hari setelah anak saya dirawat di rumah sakit, saya mengalami diare juga).

Bagaimana mencegah infeksi semacam itu di kemudian hari?

Ny. Yanti, Jakarta

Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran cerna. Candida Albican merupakan jenis jamur yang sering ditemukan pda tinja anak yang mengalami diare. Sebenarnya, jenis tersebut merupakan mikroorganisme dalam saluran cerna dengan tingkat virulensi yang rendah. Akan tetapi, bila jumlah jamur meningkat secara berlebihan, maka hal ini dapat mengganggu sistem pertahanan saluran cerna sehingga menimbulkan keluhan dan penyakit. Keadaan tersebut sering dijumpai pada: seorang anak yang sedang menderita penyakit berat, mendapat antibiotika dalam jangka lama, dan mendapatkan obat-obatan lain yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.

Keadaan geografis dan ekologi pada negara berkembang merupakan kondisi yang subur untuk infeksi jamur. Kebersihan lingkungan, perorangan, dan kebersihan dalam penyediaan makanan untuk si anak, juga sangat berperan dalam terjadinya infeksi jamur tersebut. Infeksi ini dapat menyerang semua orang, bila kondisi tubuhnya memungkinkan jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak.

dr. Badriul Hegar, Sp. A (K)
Divisi Gastroenterologi Anak, FKUI- RSCM
IDAI Jaya

Mengapa Selalu Keluar Liur?

Anak saya, laki-laki usianya sudah 15 bulan, tetapi ia masih suka “ngiler” (keluar air liurnya), sehingga harus selalu mengenakan tadah liur. Berat badan anak saya sekarang 13 kg dan ia sudah punya 6 gigi, serta sudah bisa berjalan. Ia juga tampak sehat dan pintar.

Dari pengamatan kami, ia tampak tidak mengalami kesulitan pernapasan atau gangguan kerongkongan. Hanya jika diperhatikan, di lidahnya sering ada bercak. Menurut dokter spesialis anak, ngilernya masih wajar, bahkan bisa sampai batas usia 2 –3 tahun. Sementara mengenai bercak di lidahnya, kata dokter hal itu merupakan cici-ciri anak yang memiliki kecenderungan alergi yang diturunkan dari orang tuanya. Benarkah? Karena saya memang alergi sekali terhadap debu rumah, sinusitis, gampang bersin dan keturunan asma.

Apa sebenarnya penyebab keluarnya air liur yang terus menerus? Apakah terkait dengan keinginan minumnya yang besar sekali? (perlu diketahui jika tidur malam, paling tidak ia terbangun antara 2 – 4 kali untuk minum susu, yang kami selingi dengan air putih).

Bagaimana cara mengatasi keluarnya air liur yang terus menerus ini?

Puspita , Jakarta

Secara umum, air liur diproduksi oleh kelenjar liur yang terdapat di dalam rongga mulut. Produksi air liur akan meningkat pada berbagai keadaan, antara lain: pertumbuhan gigi, infeksi pada kelenjar liur (parotitis), infeksi pada organ lain di dalam mulut seperti lidah, gusi, maupun gigi, baik oleh bakteri maupun jamur. Selain itu, produksi air liur juga akan meningkat karena perangsangan yang terus menerus, misalnya pemakaian dot/empong/dummy. Ada pula berbagai kelainan bawaan pada mulut yang menyebabkan produksi air liur berlebihan, misalnya kista pada kelenjar liur dan lain-lain.

Bercak keputihan pada lidah juga dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab tersering ialah oleh karena higiene mulut yang kurang baik, infeksi jamur, atau seperti anak Anda, mungkin mempunyai “ geographic tongue ” yang sering didapatkan pada anak yang mempunyai riwayat atopi.

dr. Partini P. Trihono, Sp. A(K)
IDAI Jaya

Ada Benjolan di Punggung

Anak saya, usia 11, 5 bulan, dengan berat badan 13 kg. Berat badannya ketika lahir 4,5 kg. Ia kelihatan lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Kerangka tubuhnya memang besar dan ia tidak kelihatan gemuk. Ia juga mendapatkan ASI eksklusif sampai 4 bulan dan masih mendapatkan ASI di samping makanan pendamping ASI sampai usia 9 bulan. Setelah itu, ia mendapat tambahan susu formula. Perkembangan dan pertumbuhannya cukup baik, ia juga sudah mulai belajar berjalan. Hanya saja belakangan ini saya menemukan adanya benjolan sekitar 3- 4 cm di punggung bagian tengah ( di atas tulang belakang). Warna benjolan itu lebih gelap dari kulitnya, tetapi tidak sampai memerah.

Pada mulanya, benjolan itu saya pikir hanya otot yang terkilir, karena sebelumnya ia selalu menangis setiap kali benjolan itu tersentuh, sehingga saya bawa ke dukun urut. Setelah ditangani dukun urut, dia memang agak tenang, tetapi benjolan ini tetap saja ada. Kalau saya sentuh bagian benjolan itu ia tidak lagi menangis, tetapi ia selalu menengok ke arah saya, seolah-olah hendak berbicara sesuatu. Perlu diketahui, sebelum diurut, suhu tubuhnya memang agak panas, tetapi setelah diurut suhu tubuhnya turun.

Apakah benjolan semacam itu biasa muncul pada anak yang baru belajar berjalan? Atau, mungkin saya perlu mencurigai adanya sesuatu yang lebih serius daripada itu?

Ny. Dian, Jakarta.

Secara umum, benjolan di tubuh dapat disebabkan oleh berbagai penyebab infeksi pada jaringan kulit perlu dipikirkan. Demikian pula kelainan pada jaringan lain, seperti lapisan lemak, kelenjar keringat, otot, maupun pembuluh darah dan saraf di bawahnya.

Saya anjurkan Anda membawa anak Anda ke dokter terdekat. Dokter akan mengumpulkan data mengenai berapa lama benjolan tersebut telah ada, berapa kecepatan tumbuhnya, ada atau tidak ada gejala lain dan kemudian penyebab benjolan tersebut dapat dibedakan dari penampakan dan perabaan benjolan. Selain itu, bila perlu akan ditunjang dengan pemeriksaan rontgen atau ultrasonografi (USG).

dr. Partini P. Trihono, Sp A(K)
IDAI Jaya

Normalkah pertumbuhannya?

Anak saya lahir dengan berat badan 2,1 kg dan panjang 45 cm. Setelah usia 2,5 bulan, beratnya menjadi 4,5 kg dan panjang 56 cm. Sampai saat ini ia hanya mengkonsumsi ASI eksklusif.

Apakah berat dan panjang badannya masih normal? Haruskah ia diberi susu formula tambahan agar pertumbuhannya bisa lebih pesat?

Mata kanannya sampai sekarang masih sering keluar kotoran bersama dengan air matanya. Langkah apa yang harus saya lakukan agar kotoran tersebut hilang?

Kadang-kadang, jika bayi saya akan buang air kecil ia akan menangis dahulu sebelumnya, tetapi setelah keluar air seninya ia akan diam. Apakah hal ini perlu diperhatikan karena merupakan sebuah gejala penyakit?

Selain itu saya juga ingin tahu apakah jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu yang menyusui seperti saya ini akan mempengaruhi bayi melalui ASI?

Her, Pekanbaru

Dengan mendapatkan ASI eksklusif, pertambahan berat bayi Anda sejak lahir sampai usia 2,5 bulan termasuk sangat baik. Oleh karena itu, pemberian ASI untuk bayi Anda tetap harus dilanjutkan.

Usahakan untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan tentu saja Anda tetap perlu memonitor perkembangan serta penambahan berat badannya setiap bulan. Jadi, jika ada gangguan dalam pertambahan berat badannya, dokter akan mempertimbangkan pemberian susu formula untuknya.

Aliran air mata pada bayi baru lahir melalui duktus nasolakrimalis yang ada di antara mata dan hidung kadang-kadang memang tersumbat. Untuk itu, cobalah melakukan pijatan di sekitar pangkal hidung secara perlahan-lahan ke arah bawah. Mengenai menangis saat akan buang air kecil , pada bayi laki-laki sering disebabkan oleh karena fimosis (tertutupnya ujung penis oleh kulup penis). Sayang Anda tidak menyebutkan jenis kelamin bayi Anda. Pada anak perempuan, hal ini juga bisa disebabkan oleh karena adanya inefksi saluran kemih. Namun, sebaiknya Anda memeriksakan hal ini ke dokter anak setempat, agar dapat diperiksa dengan lebih seksama.

Jenis makanan yang dikonsumsi ibu menyusui dapat mempengaruhi bayi melalui ASI. Misalnya pada bayi yang alergi makanan tertentu, maka jika si ibu makan makanan tersebut, bayinya akan terkena alergi karena si ibu makan makanan tersebut.

dr. IGAN Partiwi Sp. A

IDAI Jaya

Bayi Lahir Kecil

Putri sulung saya di usia kehamilan menjelang 8 bulan. Berat badannya saat lahir adalah 1950 gram. Waktu itu anak bayi saya langsung ditaruh di kotak kaca (inkubator) sehingga tidak bisa sekamar dengan saya.

Mengapa anak saya harus ditaruh di kotak inkubator? Saya agak khawatir melihat anak saya tidak dipakaikan baju atau diselimuti ketika ada di dalam inkubator. Sampai kapan bayi prematur boleh keluar dari inkubator?

Apa yang harus dilakukan untuk membantu anak yang lahir prematur seperti anak saya itu kelak jika sudah pulang ke rumah? Apakah keadaannya ini akan berpengaruh terhadap perkembangannya di kemudian hari?

Ny. Wiwin, Bogor.

Bayi prematur pada umumnya perlu diletakkan di inkubator yang mempunyai kontrol suhu, sehingga bayi tetap berada pada suhu yang sesuai seperti saat bayi berada dalam kandungan. Hal ini dilakukan, karena bayi prematur seringkali belum mempunyai kontrol suhu yang baik, sehingga mudah kedinginan. Selain itu, dengan ditaruh di inkubator, maka bayi dapat dievaluasi fungsi nafasnya (dengan melihat gerakan dada/perut), juga untuk melihat warna kulit bayi. Itu sebabnya bayi sering diletakkan tanpa pakaian ( karena jika tertutup pakaian akan menyulitkan pengawasan).

Biasanya, saat berat badan bayi sudah mencapai 2000 – 2250 gram, ia sudah bisa dipulangkan. Tentu saja, sebelumnya setelah dicoba dengan meletakkan bayi di luar inkubator dan dinilai apakah bayi dapat beradaptasi dengan suhu kamar atau tidak. Setelah di rumah, yang paling penting adalah nutrisi untuk bayi ( pemberian ASI atau susu formula yang cukup) sehingga berat badan bayi secepatnya bisa mencapai berat bayi yang seharusnya ( sekitar 2500 – 3000 gram). Untuk bayi kecil, pemberian minumnya biasanya dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi frekuensinya lebih sering.

Untuk memaksimalkan perkembangannya, berikan stimulasi berupa sentuhan atau elusan atau suara/musik sedini mungkin. Evaluasi pertumbuhan dan perkembangan bayi tiap bulan perlu dilakukan untuk mempercepat deteksi apabila ada kelainan dalam pertumbuhan atau perkembangannya.

dr. IGAN Partiwi Sp. A
IDAI Jaya

Bayi Saya Tak Boleh Pulang

Saya baru saja melahirkan anak pertama, laki-laki, dengan berat badan 2,850 gram dan panjang 48 cm. Kekhawatiran saya sekarang ini adalah, saya sudah diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi anak saya masih ditahan di rumah sakit karena “kuning.” Saya tidak tahu mengapa anak saya bisa menjadi kuning seperti itu, padahal selama hamil saya dalam kondisi sehat-sehat saja.

Apa penyebab anak saya menjadi kuning? Apakah karena tertulari dari orang lain atau dari mana? Kami sekeluarga bingung dengan keadaan ini . Bagaimana saya harus menyusui bayi saya jika dia ditinggal di rumah sakit?

Ny. Anneke R, Jakarta

Keadaan bayi kuning sangat sering terjadi pada bayi baru lahir. Banyak sekali penyebab bayi kuning. Yang sering terjadi adalah, karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Pada umumnya, usia sel darah marah adalah 120 hari, tetapi pada bayi usianya kira-kira 90 hari. Hasil pemecahannya, eritrosit harus diproses oleh hati bayi. Saat lahir, hati bayi belum cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit tersebut disebut bilirubin. Nah, bilirubin inilah yang menyebabkan kuning pada kulit dan sklera ( bagian putih) mata bayi. Hal ini disebut sebagai ikterus atau kuning pada bayi yang bersifat fisiologis (normal).

Penyebab lain kuning pada bayi antara lain, peningkatan penghancuran sel darah merah yang disebabkan oleh :

* Ketidakcocokan golongan darah atau rhesus faktor ( hal ini jarang sekali terjadi)
* Adanya defek, atau bentuk sel darah yang tidak sempurna (penyakit G6PD.)
* Darah yang terkumpul ( misalnya karena bayi terpaksa harus divakum pada saat lahir).
* Infeksi

Bilirubin yang sangat tinggi ( misalnya 25-30 ug/dl) dapat menyebabkan bayi kejang dan merusak saraf-saraf pendengaran. Biasanya kuning pada bayi bukan karena tertular oleh bayi lain. Sayangnya, Anda tidak menyebutkan berapa nilai bilirubin bayi Anda, bagaimana cara kelahirannya, golongan darah bayi maupun Anda. Anda memang harus tetap menyusui, dengan cara memompa ASI saat Anda di rumah dan langsung menyusui bayi saat Anda menengoknya di rumah sakit.

Tanyakan jam-jam bayi Anda diberi susu, usahakan agar Anda hadir pada saat itu. Rasa khawatir Anda bisa berpengaruh terhadap prduksi ASI. Cobalah berkonsultasi dengan dokter yang merawat bayi Anda, sehingga Anda tidak perlu khawatir, dan produksi ASI tidak terganggu.

dr. IGAN Pratiwi, Sp. A
IDAI Jaya

Sulit Makan Sayur

Anak saya sudah berumur 2 tahun, tapi berat badannya hanya 14 kg. Saya khawatir jangan-jangan status gizinya kurang baik, apalagi selama ini ia sulit sekali makan sayur. Jika saya beri makanan sup dan semacamnya, ia pasti akan menolak makan makanan tersebut.

Bagaimana dengan berat badan anak saya ? Apakah berat badan tersebut kurang dari normal? Tidakkah ia akan kekurangan gizi karena tidak mau makan sayur? Bagaimana cara memberi sayur pada anak saya?

Ny. Bintoro, Jakarta

Walaupun belum ada penelitiannya, tetapi ada kecenderungan bahwa anak-anak di perkotaan kurang menyenangi sayuran. Bila melihat berat badan anak Anda yang kata Anda “hanya” 14 kg, maka status gizinya masih tergolong baik. Bahkan, berada di atas rata-rata berat badan ideal untuk anak perempuan usia 2 tahun. Artinya, walaupun anak Anda kurang suka mengkonsumsi sayur, tetapi asupan kalorinya cukup.

Anak yang tidak suka makan sayur risikonya adalah kekurangan vitamin dan mineral serta kurang serat yang berguna bagi proses pencernaan. Tetapi, sumber vitamin dan mineral bukan hanya dari sayuran, tetapi dalam juga berasal dari buah-buahan, susu formula dan makanan lain. Demikian pula untuk serat, dapat dicari alternatif dari sumber lain seperti buah-buahan, biskuit, sereal, agar-agar, atau jelly.

Anda dapat mencoba meneruskan memberikan sayuran pada anak Anda, tetapi sebaiknya tidak dengan paksaan. Bila dipaksa, anak akan merasa suasana makan menjadi tidak nyaman, bahkan menegangkan, sehingga pada akhirnya anak jadi mogok makan sama sekali.

Berikan sayuran dengan cara “disembunyikan” dalam makanan lain terutama makanan yang disukai oleh anak Anda. Bila nanti anak Anda sudah agak besar ( 5 –6 tahun), Anda dapat mengajak anak Anda untuk ikut mengolah atau memasak sayuran tersebut di dapur. Diharapkan, dengan mengenal bahan makanan tersebut dia akan juga senang menyantapnya.

dr. Aryono Hendarto, Sp. A(K)
IDAI Jaya

Khawatir Tertular Infeksi Telinga

Anak pertama saya, usia 1 tahun, beberapa waktu belakangan ini mengalami infeksi telinga. Akibatnya, telinganya sering mengeluarkan cairan. Oleh karena anak saya ada dua, yang satu berusia 3 tahun dan sering bermain dengan adiknya, saya khawatir jika infeksi tersebut menular ke kakaknya.

Bagaimana cara penularan infeksi telinga tersebut? Bagaimana menyembuhkannya? Jika memang menular, bagaimana cara mencegah penularan tersebut? Mungkinkan penyakit infeksi ini akan kambuh kembali jika ia besar nanti? Bagaimana cara mencegah kambuhnya penyakit tersebut?

Ny. Edi S, Jakarta

Infeksi telinga yang sering terjadi pada anak, adalah infeksi telinga tengah (otitis media). Rongga telinga tengah mempunyai hubungan dengan daerah tenggorokan (faring) melalui saluran yang bernama tuba eustachius. Pada bayi dan anak kecil, saluran ini pendek dan posisinya relatif lebih mendatar sehingga jika ada infeksi tenggorokan akan mudah menyebar ke dalam telinga. Jadi, infeksi telinga merupakan penyebaran dari infeksi tenggorokan dan penularan sama dengan penularan infeksi respiratorik (napas).

Jika ditangani dengan baik, penyakit ini tidak akan kambuh saat ia besar nanti.

dr. Darmawan Budi Setyanto Sp. A
IDAI Jaya

Mungkinkah anak Saya Juga Asma?

Anak saya, usia 3,5 bulan selama ini tampak sehat-sehat saja. Tapi, saya sendiri adalah penderita asma alergi (debu, obat-obatan, makanan laut dan sebagainya). Jika saya sendiri terkena asma, apakah anak saya kelak juga akan tertulari penyakit seperti saya?

Agar anak saya tidak tekena asma, apa yang harus saya lakukan? Dalam kondisi sekarang ini bolehkah menyusui anak saya? Bukankah dengan minum ASI dia akan tertulari penyakit yang saya derita? Mungkinkah ia tidak akan terkena asma sekalipun tetap minum ASI langsung dari saya?

Ny. Tina, Ambarawa

Sebagian besar asma memang didasari faktor alergi. Bakat alergi ini dapat diturunkan, tetapi tidak ditularkan. Yang ditularkan adalah penyakit infeksi, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kuman/mikroba/mikro organisme, bisa berupa bakteri atau virus.

Anak Anda berpotensi mempunyai bakat alergi yang diturunkan dari Anda. Bakat alergi yang diturunkan ini dapat muncul sebagai penyakit kalau dipupuk. Seandainya muncul pun, bentuk penyakit alerginya belum tentu sama. Misalnya, jika Anda sendiri mengalami asma yang lokasinya dalam paru, maka pada anak Anda bisa saja muncul dalam bentuk alergi di hidung (rinitis alergika) atau alergi di kulit ( kaligata, eksim).

Pemberian ASI sendiri sangat baik untuk mencegah berkembangnya bakat alergi yang menjadi penyakit alergi. Namun, perlu diketahui bahwa selama menyusui Anda perlu menghindari makanan yang sifat alergeniknya kuat, seperti seafood dan telur (apa saja). Tidakan pencegahan ini bahkan sebaiknya dilakukan sejak Anda hamil, yaitu dengan menghindari makanan tersebut di atas sejak masa kehamilan.

dr. Darmawan Budi Setyanto, Sp. A
IDAI Jaya

Kepala Miring ke Satu Sisi

Anak saya, usia satu setengah bulan, selama ini selalu tidur dengan kepala seolah-olah miring ke kiri terus menerus. Sudah saya luruskan ke tengah (terlentang dengan kepala menghadap ke depan/ ke atas), tetapi kembali kepalanya miring lagi. Tampaknya kepalanya tertekan sebelah dan menjadi peang.

Perlu diketahui, ketika lahir ia memang divakum dan kata suster kepalanya tidak boleh sering diangkat. Itu sebabnya, kami takut memperbaiki posisi kepalanya ketika itu. Sekarang, setelah hampir enam minggu usianya, ia tampaknya memang tidak bisa lagi tidur terlentang dengan kepala lurus ke depan. Saya khawatir ada bagian otaknya yang tertekan sehingga mengganggu perkembangannya. Atau, saya juga khawatir otot leher kirinya yang tertarik, sehingga kepalanya menjadi miring seperti itu.

Kemungkinan seperti apa yang dapat terjadi dalam kondisi seperti itu? Bagaimana mengantisipasinya? Perlukah kelak ia menjalani fisioterapi atau terapi lainnya?

Puspita, Jakarta

Saat tidur kepala bayi, memang mungkin saja cenderung menoleh ke satu sisi. Namun, kepala bayi tetap dapat menoleh ke sisi lain. Hal seperti ini biasa ditemukan pada bayi normal. Tetapi, bila kepala bayi terus menerus menoleh dan miring ke satu sisi serta tidak dapat menoleh ke sisi lain, maka keadaan ini merupakan hal yang tidak wajar. Keadaan seperti itu biasa disebut sebagai tortikolis

Tortikolis dapat disebabkan oleh berbagai sebab, antara lain: trauma saat lahir, atau mal posisi ketika janin dalam rahim. Selain itu, tortikolis dapat disebabkan oleh spasme otot leher ( kejang otot leher). Spasme ini dapat dipicu oleh infeksi virus atau regangan otot leher karena posisi tidur yang salah.

Untuk lebih memastikan keadaan leher anak Anda, alangkah baiknya bila anak Anda diperiksakan ke dokter. Biasanya fisioterapi akan dapat membantu mempercepat sembuhnya tortikolis ini.

dr. Hartono Gunardi Sp. A
IDAI Jaya

Dua Tahun, Masih Boleh ASI?

Anak saya, usia dua tahun. Ia tampak lincah dan sehat, ia juga sudah makan normal seperti orang dewasa, tapi sampai sekarang ia masih minum ASI. Apakah berat badan seorang anak pada usia tertentu tergantung dari berat lahirnya? Ia lahir dengan berat badan 2,5 kg dan panjang 47 cm. Saya ingin tahu berapa sebenarnya berat badan ideal untuk anak usia dua tahun?

Bagaimana pola makan yang baik untuk anak seusia itu ? Misalnya, berapa kali sehari makan nasi, minum susu kaleng dan sebagainya, mengingat ia masih juga minum ASI.

Ny. Atik, Semarang

Kualitas maupun kuantitas ASI mulai menurun sejak bayi berumur 9 bulan. Anak Anda sekarang telah berumur dua tahun dan sudah dapat makan makanan biasa seperti orang dewasa. Hal tersebut baik sekali untuk pembentukan pola makan dan masukan zat gizi yang berguna.

Pada waktu seorang anak berumur dua tahun, maka komposisi ASI sudah menurun sekali dalam segi kuantitas maupun kualitas. Bila anak tetap diberi ASI, maka anak akan cenderung mengisap atau “mengempeng,” namun tidak mendapat susu dengan kualitas yang baik. Oleh karena itu, ASI sebaiknya dihentikan saat anak berusia dua tahun dan diganti dengan pemberian susu formula untuk menjamin kecukupan masukan zat gizi yang baik.

Mengenai berat badan yang ideal untuk anak berumur dua tahun, menurut kurva pertumbuhan anak dari CDC-NCHS 2000 yang dianjurkan untuk digunakan secara internasional:

* Berat badan rata-rata ( sama dengan Persentil 50) untuk anak laki-laki adalah 12,6 kg, sedangkan untuk anak perempuan adalah 12 kg.
* Untuk anak dengan berat lahir 2,5 kg, berat badan minimal pada umur 2 tahun adalah sekitar 10,4 kg untuk anak laki-laki dan 10,2 kg untuk anak perempuan.

Semoga berat badan anak Anda bisa diatas berat badan minimal tersebut.
Jadwal makan untuk anak usia 2 tahun keatas, adalah :

- makan biasa 3 kali sehari
- makan selingan 2 kali sehari -- misalnya : biskuit, kue, bubur kacang hijau dan susu formula (bukan susu kental manis) dua kali satu gelas / hari.
- Makan pagi dapat diberikan misalnya nasi dengan telur atau dapat diganti dengan makanan penukar seperti roti, jagung atau kentang. Makan siang dan sore dapat diberikan nasi dengan lauk pauk yang terdiri dari ikan, tahu, tempe, sayur, dilengkapi dengan buah-buahan. Dianjurkan untuk memberikan makanan dengan komposisi diet yang seimbang.

dr. Hartono Gunardi, Sp. A
IDAI Jaya

Mengapa Anak Saya Kurus?

Usia anak saya (21 bulan), berat badannya hanya 10,5 kg, tinggi 82 cm. Padahal, berat lahirnya 3.510 gram. Bahkan pada umur 16 bulan, berat badannya mencapai 11,4 kg. Beratnya terus menurun sejak kami sekeluarga cuti selama dua minggu ke Jawa Tengah. Selain itu, mungkin juga karena pembantu yang biasa mengurusnya tidak kembali lagi sejak lebaran lalu. Saya sendiri adalah ibu bekerja.

Menu hariannya adalah 3 X makan nasi, 2X makan pepaya dan 4 –5 X minum susu sebanyak 100 – 200cc. Setiap kali makan nasi, kira-kira 8 sendok makan, dengan sayur sup, sayur bayam, sayur pindang, setiap kali makan pepaya sekitar setengah gelas.

Sebenarnya anaknya suka makan (ngemil), tetapi agak pemilih. Kurang suka buah dan menggemari kue yang manis atau isi biskuit. Perlukah dikoreksi? Mungkinkah anak saya cacingan, perlukah diberi obat cacing? Perlukah diberi vitamin?

Ima, Jakarta

Kondisi kedua orang tua yang bekerja sering menjadi penyebab gangguan makan pada anak, baik sulit makan maupun makan yang berlebihan. Demikian juga bila ada ketergantungan pada pengasuh (yaitu bila pengasuh sedang cuti).

Berat dan tinggi badan ideal untuk anak laki-laki usia 21 bulan adalah: 12.200 gram dengan tinggi 85 cm. Sementara untuk anak perempuan, 11.600 gram dengan tinggi 83 cm. Apabila tingginya 82 cm, maka berat badan yang sesuai adalah 11.600 gram pada anak laki-laki, atau 11.400 gram pada anak perempuan. Jadi, pada anak Anda, perlu dikaji penyebabnya, apakah masalah psikis atau masalah infeksi yang menyebabkannya sulit makan.

Mengenai dugaan cacingan, sangat tergantung pada tempat anak Anda bermain. Misalnya, bermain tanah kotor, yang memang potensial untuk menyebabkan infeksi cacing. Anda dapat mengkonsultasikan hal ini pada dokter anak Anda.

Untuk menu yang Anda berikan, jumlah kalorinya adalah 825 kalori dengan komposisi protein, karbohidrat dan lemak cukup seimbang (sesuai dengan diet seimbang yang dipersyaratkan untuk anak). Tapi, total kalorinya perlu ditambah. Bisa dengan snack yang bermutu atau tambahan susu padat kalori (100 kalori dalam 100 ml susu). Penambahan vitamin sudah barang tentu boleh saja diberikan.

dr. Soepardi Soedibyo, Sp. A (K)
IDAI Jaya

Menu Bayi Alergi

Anda tak perlu merasa khawatir jika kebetulan anak Anda menderita alergi terhadap makanan tertentu. Masih banyak bahan makanan pengganti yang dapat Anda berikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Sehingga tumbuh-kembang anak tidak terganggu.

Bayi perempuan saya berusia 8 bulan, berat badan saat ini 7,2 kg dan panjangnya 70 cm (Berat lahir 2,8 kg dan panjang 50 cm). Sejak pulang dari rumah sakit sudah saya berikan susu formula dan pada saat berusia 3 minggu saya tidak dapat lagi memberikan ASI eksklusif, karena keluarnya hanya sedikit. Dua bulan yang lalu, pipi bayi saya mulai merah-merah dan menurut dokter anak, si kecil alergi susu sapi. Namun saya baru benar-benar mengganti dengan susu kedelai saat anak saya berusia 7 bulan. Sementara itu pada saat usia 4 bulan saya sudah mencoba mengganti dengan susu non-alergic, tapi belum ada perubahan yang berarti. Saat ini pipi anak saya memang mulai membaik/sembuh, tetapi dokter menyarankan jangan mengkonsumsi telur, ikan dan jenis makanan laut lainnya.

Selama ini, dalam sehari, saya memberikan susu 4 kali, havermut pada pagi hari, nasi tim saring pada siang hari dan jus buah pada sore hari. Apakah menu ini sudah memenuhi kebutuhan gizi dalam sehari? Bagaimana pola makan si kecil agar memenuhi kebutuhan gizi seimbang?

Ny. Henly Muhawati
Jakarta Utara

Berat badan bayi Anda saat ini: 7,2 kg, termasuk normal. Karena menurut Daftar Berat Ideal, berat setelah 6 bulan idealnya: 2 x berat lahir yaitu 2 x 2,8 kg = 5,6 kg. Sayang sekali bayi Anda tidak bisa mendapat ASI eksklusif dan alergi terhadap susu sapi. Dalam keadaan ini anjuran dokter untuk menghindari makanan penyebab alergi yang lain seperti telur dan ikan adalah tepat. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, alergi ini biasanya hanya sementara, karena biasanya dengan bertambahnya umur, alergi ini bisa hilang. Nanti setelah ia berusia 2–3 tahun bahan makanan ini bisa dicoba diberikan lagi, sambil mendeteksi, karena ada kemungkinan anak sudah bebas alergi

Selain itu Anda juga tak perlu waswas, karena masih banyak jenis makanan lain yang bisa Anda berikan untuk menunjang pertumbuhan fisik si kecil. Telur dan ikan bisa diganti dengan daging, hati ayam, tahu, tempe, dan lainnya. Sumber karbohidrat tetap diberikan, seperti: nasi, kentang, roti, pasta , singkong, jagung, dan lain-lain. Sayuran bisa diberikan sesuai usia, seperti: oyong, kangkung, brokoli, kembang kol, zukini, dan seterusnya.

Pilihlah makanan selingan yang dibuat tanpa susu. Atau jika Anda membeli makanan jadi, Anda perlu mengetahui makanan tersebut dibuat dari bahan makanan apa saja. Buah-buahan juga sebaiknya diberikan bervariasi, seperti: pepaya, pisang, jeruk, advokad, apel, dan lain-lain. Jika si kecil belum bergigi sebaiknya makanan dihaluskan lebih dahulu.

Kebutuhan makan sehari :

* Berikan ASI sekehendak atau PASI 4 x (200-220 ml)
* 1 x bubur susu
* 1 x buah
* 2 x nasi tim (kalau belum ada gigi perlu dihaluskan)
* Pemberian kuning telur ditunda dulu karena alergi dan bisa dicoba diberikan kembali setelah usia 1 tahun.

Seandainya susu tidak habis sebanyak 200-220 ml, porsinya bisa diperkecil. Tapi diberikan 5–6 kali, sehgingga jumlah susu sehari tetap sesuai aturan.

Menu Ibu Hamil Gemuk

Saat hamil, seorang ibu perlu memperhatikan susunan menu agar janin tumbuh sehat dan kondisi tubuh ibu selalu prima.

Bingung Menu Makanan

Saya bekerja, sedang hamil 6,5 bulan. Berat badan sekarang 73 kg, bertambah 18 kg dibanding sebelum hamil. Setiap bulan saya periksa ke dokter kandungan dan diperkirakan si kecil akan lahir akhir Juli atau awal Agustus. Sebetulnya secara keseluruhan saya merasa sehat, tetapi akhir-akhir ini pinggang saya terasa sakit dan kaki tampak membengkak.

Minggu lalu saya menjalani USG oleh dokter lain, dan katanya bayi saya perempuan dengan berat 1800 gram. Kata dokter, jika saya tidak mengurangi makan, bayi akan lahir di atas 3500 gram.

Saya jadi bingung dan takut, makanan apa yang sebaiknya saya konsumsi dan bagaimana mengatur jadwalnya. Untuk sarapan kadang-kadang saya bawa bekal dari rumah dan makan siang jajan di sekitar kantor. Malam hari saya sering terbangun karena lapar dan saya makan lagi.

Ny. Kuncoro, Jakarta

Sebaiknya Anda mewaspadai adanya Gestational Diabetes , yang biasa dialami selama kehamilan. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat berpengaruh pada kemampuan tubuh untuk memproduksi insulin, tetapi umumnya hal ini akan hilang setelah melahirkan.

Tanda ini sebaiknya dianggap sebagai sinyal yang patut diperhatikan karena pada masa yang akan datang dapat berkembang menjadi Diabetes tipe 2 (yaitu diabetes yang disebabkan tubuh tidak cukup menghasilkan atau menggunakan insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah). Untuk lebih jelasnya berkonsultasilah dengan dokter dan lakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilan.

Bengkak pada kaki biasanya terjadi karena tubuh tidak cukup mengeluarkan cairan. Dalam keadaan seperti ini makanan sebaiknya rendah garam, karena garam dapat mengurangi retensi cairan tubuh.

Ibu hamil perlu mengatur makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Karena kenaikan berat badan Anda sudah terlalu banyak, maka jumlah makanan sebaiknya dikurangi. Yang bisa Anda lakukan, adalah:

* Mengurangi porsi sumber kalori seperti nasi, roti, mi, tepung-tepungan, gula serta lemak yaitu mengurangi santan kental, mentega dan lain-lain.
* Banyak makan sayuran dan buah, terutama yang segar dan mengandung serat tinggi.
* Bengkak di kaki bisa diatasi dengan mengurangi konsumsi garam.dalam pengolahan masakan. Juga hindari makanan yang diproses dengan garam, seperti ikan asin, telur asin, dendeng, kornet, camilan yang diproses dengan garam dan lain-lain.

Selain itu Anda pun perlu melakukan olahraga sesuai dengan usia kehamilan. Juga kontrol ke dokter secara teratur untuk memantau perkembangan kesehatan bayi dan ibu.

Menu untuk Bayi Susah Makan

Saat ini, bayi saya berusia 7 bulan, beratnya 7,5 kg. Pada saat lahir, berat badannya 4,5 kg dan panjangnya 53 cm. Setiap kali minum, anak saya hanya mampu menghabiskan 90 ml susu. Begitu juga makannya, dia tidak pernah mau menghabiskan porsi makanannya. Saya kawatir akan pertumbuhan anak saya, Bagaimana menyiapkan menu sehari-hari yang tepat untuk bayi saya?

Riani
Bandung

Berat badan bayi Anda sudah cukup bagus. Idealnya berat bayi pada usia 6 bulan adalah 2x berat lahir, dan pada usia satu tahun adalah 3x berat lahir. Tetapi, hal ini tentu saja tergantung pula dari tinggi badannya.

Pada usia 6-9 bulan, konsumsi susu diperlukan 2 sampai 3 kali @ 220 ml. Susu yang Anda berikan sudah cukup, meskipun hanya 90 ml sekali minum. Jika sebelumnya Anda memberikan lebih dari itu, sebaiknya Anda kurangi, karena berat badannya sudah cukup baik.

Untuk menu makanan, Anda cukup membuat bubur/tim dasar (beras, daging, dan tempe dicampur jadi satu) sekali saja, kemudian dibagi 2 untuk siang dan malam. Tambahkan sayur, juga dibagi 2. Untuk menu makan malam sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin.

Sesaat sebelum memberikannya pada bayi, olah bubur dasar bersama sayur. Masukkan sayur pada saat bubur dihangatkan diatas api. Perlu Anda ketahui, jangan terlalu lama memasak sayur, karena akan hilang zat gizinya.

Jadwal Makan Anak Usia 7-9 bulan

Waktu Pemberian Makan

06:00 30 ml susu formula
08:00 Bubur/ tim ikan campur sayuran (bervariasi isinya)
10:00 90 ml susu formula
12:00 Buah (bervariasi)
14:00 Bubur susu
16:00 90 ml susu formula
18:00 Bubur/tim
20:00 90 ml susu formula
22:00 90 ml susu formula
24:00 90 ml susu formula
02:00 90 ml susu formula
04:00 90 ml susu formula

Bubur Kentang Brokoli

Bahan:

500 ml air
200 g kentang kupas, potong kecil
60 g daging kakap, potong kecil
100 g tahu, potong kecil
75 g brokoli, potong kecil, bagi jadi 2 bagian
20 g keju parut, bagi jadi 2 bagian

Cara membuat:

- Campur air, kentang, daging kakap dan tahu. Rebus sampai kentang lunak, angkat.
- Ambil setengah bagian rebusan kentang, simpan di lemari pendingin untuk makan sore/malam.
- Tambahkan setengah bagian kentang dengan setengah bagian brokoli, masak sebentar di atas api sedang .
- Bubuhi setengah bagian keju parut. Angkat, dinginkan.
- Masukkan ke dalam blender dan haluskan. Atau, gunakan saringan kawat untuk manghaluskan makanan. Tuang ke dalam mangkuk saji dan sajikan hangat.

Untuk 2 porsi

1 porsi: 188 kalori
Bubur Makaroni Ayam & Keju

Bahan:

50 g makaroni, rebus, tiriskan
60 g daging ayam, rebus, cincang
200 ml air kaldu
50 g wortel, parut halus, bagi jadi 2 bagian
2 butir kuning telur
20 g keju parut, bagi jadi 2 bagian

Cara membuat:

- Campur makaroni, daging ayam, dan air kaldu. Rebus sampai makaroni lunak, angkat.
- Ambil setengahbagian makaroni, simpan di lemari pendingin untuk makan sore/malam.
- Tambahkan setengah bagian makaroni dengan setengah bagian wortel. Masak sebentar di atas api sedang .
- Tambahkan kuning telur dan setengah bagian keju parut. Angkat, dan dinginkan.
- Masukkan ke dalam blender dan haluskan. Atau, haluskan dengan saringan kawat. Tuang ke dalam mangkuk saji dan sajikan hangat.

Untuk 2 porsi

1 porsi: 271 kalori
Bubur Beras Campur

Bahan:

50 g beras, cuci, tiriskan
60 g daging sapi giling
1300 ml air
50 g tempe, potong kecil, bagi jadi 2 bagian
50 g tomat, potong kecil, bagi jadi 2 bagian
50 g daun bayam, potong kecil, bagi jadi 2 bagian
2 sdm santan, bagi jadi 2 bagian

Cara membuat:

- Rebus beras bersama daging dan air. Tambahkan tempe, masak sampai menjadi bubur kental. Angkat.
- Ambil setengah bagian bubur, simpan di lemari pendingin untuk makan sore/malam.
- Masukkan setengah bagian tomat pada setengah bagian bubur, lalu tambahkan setengah bagian bayam dan santan. Masak sebentar di atas api sedang . Angkat.
- Masukkan ke dalam blender dan haluskan. Atau, haluskan dengan saringan kawat. Tuang ke dalam mangkuk saji dan sajikan hangat.

Untuk 2 porsi

1 porsi: 192 kalori

Pola Makan Bayi 6 Bulan

Bayi saya saat ini berusia 6 bulan lebih. Dia sudah saya beri makanan padat seperti sereal dan bubur instan encer sejak berusia 4 bulan. Memasuki umur 5 bulan, saya beri bubur yang lebih padat. Tetapi pada saat diberikan, ia menjadi rewel dan susah menelannya. Bahkan jika saya paksa ia akan muntah.

Bagaimana sebenarnya pola makan yang baik bagi anak usia 6 bulan ke atas?

Nunik Kristiani
Jakarta

Sejak usia 4 bulan anak Anda sudah diberi bubur susu, sayangnya Anda tidak menjelaskan apakah si kecil diberi ASI atau susu formula? Padahal jika ASI Anda jumlahnya cukup, sebaiknya Anda memberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja) selama 6 bulan. Dengan demikian, sebelum 6 bulan ia tidak perlu diberi bubur susu.

Sekarang ini si kecil sudah Anda beri bubur dengan cara pemberian yang benar, yaitu berupa bubur encer dahulu yang teksturnya semakin lama semakin kental. Selain bubur susu, bayi Anda harus tetap diberi ASI atau susu formula (meski jumlahnya lebih sedikit dari sebelum mendapat makanan tambahan), dan sebaiknya diberi tambahan buah-buahan.

Adapun pola pemberian makanannya adalah sebagai berikut. Bubur diberikan sehari sekali, buah sehari sekali, dan ditambah lagi dengan makanan baru berupa nasi tim yang diblender lebih dahulu.

Adaptasi dari makanan encer ke makanan padat dilakukan secara bertahap, ditambah dengan kesabaran Anda pada waktu memberikannya. Perlu Anda ingat, saat ini si kecil sedang belajar menelan makanan yang lebih padat dan harus terus-menerus berlatih. Bagi dia, pelajaran baru ini tidak begitu mudah dilakukan, sehingga timbul kesan seolah-olah ia menolak makan. Jika saja ia benar menolak, tidak berarti ia akan menolak untuk seterusnya. Bujuklah ia, tetapi jangan dipaksa. Dengan kesabaran, tentu usaha Anda akan berhasil.

Pemberian makan untuk bayi usia 6 bulan per hari

1. ASI tetap diberikan sesukanya. Kalau tidak ada ASI , berikan susu formula 5 kali (185 - 220 ml)
2. Buah sehari 1 kali
3. Bubur susu 1 kali
4. Nasi tim saring 1kali
5. Kuning telur 1 kali

Jika bayi sudah mencapai usia 7 bulan, pemberian nasi tim saring ditambah frekuensinya menjadi 2 kali. Untuk itu, pemberian susu formula berubah menjadi 4 x 220 ml (kalau tidak diberi ASI). Jika pemberi ASI dicampur dengan susu formula, maka jumlah susu formulanya harus dikurangi.

Buah Saring Pisang & Melon

Bahan:

75 g pisang raja (dagingnya), potong kecil
50 g melon (dagingnya), potong kecil

Cara membuat:

- Masukkan potongan pisang dan melon ke dalam blender. Haluskan, tuang ke dalam mangkuk bayi.
- Suapkan segera dengan sendok kecil.

Untuk: 1 porsi

1 porsi: 108 kalori

Bubur Susu Crackers Sari Avokad

Bahan:

200 ml air
10 g gula pasir
20 g crackers , hancurkan
3 sendok takar susu formula bubuk
50 g daging avokad tua, potong kecil
5 g gula pasir

Cara membuat:

- Tuang air dan 5 gram gula pasir dalam panci. Masukkan creckers yang sudah hancur, aduk rata. Jerang di atas api kecil, aduk-aduk sampai menjadi bubur. Angkat, sisihkan dan tunggu sampai dingin.
- Bubuhi susu formula bubuk dan aduk hingga tercampur rata.
- Masukkan potongan avokad dan sisa gula ke dalam blender. Haluskan, tuang di atas bubur crackers.
- Suapkan segera pada bayi dengan sendok kecil.

Untuk: 1 porsi

1 porsi: 235 kalori
Nasi Tim Daging Giling

Bahan:

20 g beras cuci bersih, tiriskan
625 ml air
30 g daging sapi giling
50 g tahu, potong kecil
25 g tomat, potong kecil
50 g labu kuning, potong kecil
1/4 sdt garam halus
1 sdm santan

Cara membuat:

- Rebus beras dengan air bersama daging giling, dan tahu. Aduk-aduk hingga menjadi bubur kental.
- Masukkan tomat dan labu kuning, masak sambil diaduk hingga sayuran matang.
- Beri garam serta santan, aduk-aduk sampai matang. Angkat dari api.
- Tunggu sampai agak dingin. Masukkan ke dalam blender dan haluskan, atau saring dengan saringan kawat.
- Tuang di piring bayi, dan suapkan dengan sendok kecil.

Untuk: 1 porsi
1 porsi: 194 kalori