Info Ayah Bunda

Sunday, August 3, 2008

Olah Tubuh ala Binatang dan Pohon

Cuaca buruk? Bukan alasan untuk bermalas-malasan. Malahan, ajak si kecil berolah tubuh di dalam rumah. Hati senang, tubuh pun berkeringat....

Sebenarnya, si 3-4 tahun sudah mengerti kalau Anda mengajaknya bercerita. Dan, alam merupakan salah satu obyek yang sangat menarik. Bingung cara memperkenalkan padanya? Bagaimana kalau Anda mencoba sesuatu yang benar-benar lain. Ajak saja ia meniru gerakan binatang dan pohon.

Manfaatnya banyak juga, lho!

1. Kenali dulu kemampuannya

Sebenarnya, melatih kelenturan otot dan koordinasi gerakan sudah dapat Anda lakukan sejak si kecil mulai merangkak. Bukan cuma itu. Dengan membiasakan si kecil untuk bergerak bebas, sangat mudah saja baginya untuk menirukan gerakan apapun.
Tentu saja, sebelumnya, Anda perlu tahu kemampuan si kecil dalam mengkoordinasi otot dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Setelah itu, barulah Anda memberi contoh gerakan yang kira-kira bisa dikuasainya.
Biar tidak susah, pilih saja gerakan yang mirip dengan gerak khas binatang atau tumbuhan tertentu. Misalnya, gerakan kucing marah. Cukup dengan merangkak, tarik perut ke dalam, jatuhkan kepala ke bawah, lalu lengkungkan punggung.
Agar si kecil makin senang, namai saja gerakan “ciptaan” Anda itu dengan nama yang lucu. Contohnya, selucu Tongki Bebek berjalan, tendangan Lala Keledai, dan sebagainya.

2. Pandai-pandailah berimajinasi

Dari gerakan meniru ala binatang dan pohon itu, sebenarnya Anda bisa merangkainya menjadi sebuah cerita. Misalnya, “Suatu hari, si Tongki Bebek berjalan-jalan di kebun paman.” Ajak si kecil menirukan cara bebek berjalan. “Tiba-tiba, datanglah Lala Keledai yang marah-marah sambil menendang-nendang.” Ubah posisi tubuh, lalu menendang-nendanglah seolah-olah keledai yang sedang marah. Bisa juga, Anda masukkan pula gerakan yang disukai anak dalam alur cerita itu. Pokoknya, berimajinasilah sebebas-bebasnya. Yang penting, gerakan-gerakan yang dilakukan harus cukup untuk “melatih” otot-otot si kecil.

Jangan heran kalau nantinya, tiba-tiba saja si kecil “menciptakan” jurus-jurus “baru”. Misalnya, ia terinspirasi untuk melompat-lompat seperti kodok setelah melihat binatang tersebut sedang “bermain” di taman. Atau, bukan tak mungkin, ia malah ingin mengarang cerita sendiri. Ini justru merupakan pertanda baik. Dia mulai tertarik berolah tubuh!

3. Tempat tak jadi soal

Senam bersama anak di rumah sebenarnya seru juga. Ruangan yang dibutuhkan tidak perlu luas-luas amat. Yang penting, cukup untuk Anda dan si kecil bergerak. Entah berguling, menendang, atau gerakan lainnya. Namun, jika rumah Anda agak mungil, gunakan saja ruang tamu atau ruang keluarga. Tentunya, singkirkan dulu perabotan yang “mengganggu”.
Agar si kecil nyaman, pakai alas, seperti matras atau karpet, boleh-boleh saja. Namun, kalau tidak ada, tidak apa-apa juga. Yang penting, lantai rumah harus cukup bersih.

Jadi, jika hujan turun dan Anda sedang berleha-leha, sementara anak ingin sekali bermain ke luar rumah, mengapa tidak jadikan senam bersama ini sebagai pilihan beraktivitas. Masalahnya adalah, sudah siapkah Anda?

Retno Wahab Supriyadi

Konsultasi ilmiah: dr. Tanya Rotikan, Sp.KO, Bagian Kedokteran Olahraga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Pengarah gaya: Diah Takarina Isdiono

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home