Info Ayah Bunda

Sunday, August 3, 2008

Layar Komputer yang Mengancam Mata si Kecil

Kebanyakan main games di komputer ternyata bisa menyebabkan ‘kelelahan otot mata’ alias asthenopia. Kalau dibiarkan berlarut-larut, akibatnya bisa cukup serius.

Boleh dibilang, komputer sudah jadi salah satu bagian dari gaya hidup Anda, termasuk juga anak. Lihat saja, belum genap usia sekolah, ia sudah begitu piawai bermain games di komputer.

Nah, ‘tersihirnya’ si kecil dalam waktu yang cukup lama di depan layar komputer mau tak mau ikut mempengaruhi otot-otot matanya. “Bagi anak-anak, keadaan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan yang mungkin tak pernah Anda duga sebelumnya,” ujar dr. Rosdeni Arifin, Sp.M, Wakil Ketua Komite Medik, Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong.

Benarkah mata bisa lelah?

Sebenarnya, mata bekerja mirip kamera, yakni menangkap bayangan benda. Bayangan atau informasi gambar yang diterima oleh mata akan masuk melalui seperangkat ‘kamera’ di mata, berupa kornea, pupil dan lensa yang transparan. Nah, organ-organ ini berhubungan erat kerjanya dengan otot-otot mata.

Masalahnya, untuk melihat dalam jarak dekat, seperti melihat layar komputer, perlu kerja ekstra dari lensa dan otot mata. Kerja ekstra apa sih?

- Lensa mata harus mencembung untuk mencari fokus benda yang akan dilihatnya .

- Kedua bola mata harus bekerja sama untuk menyatukan bayangan saat mata melihat obyek dalam jarak dekat. Apalagi, jika obyeknya cukup kecil.

- Menggerakkan bola mata ke arah bayangan yang datang, agar tampak jelas. Misalnya, untuk mengikuti games di komputer, bola mata si kecil harus ‘bolak-balik’ ke kanan atau ke kiri.

Sebetulnya sejak lahir sampai usia setahun, mata bayi termasuk rabun dekat karena bayangan jatuh di belakang retina. Benda-benda dalam jarak dekat (kurang dari 30 cm) akan terlihat kurang jelas, jika otot matanya dalam keadaan relaks. Untuk melihat benda sedekat itu dengan jelas, mau tidak mau lensa dan otot-otot mata harus berusaha keras agar bayangan jatuh di retina. Kalau begitu, apa bahayanya?

Khusus balita, yang pada dasarnya masih rabun dekat secara fisiologis, mungkin tidak akan terasa apa-apa pada awalnya. “Namun, bayangkan saja, jika otot matanya ‘dipaksa’ untuk bekerja terus menerus selama berjam-jam di depan layar komputer akibat si kecil bermain games yang gerakannya sangat cepat danterus menerus,” tutur dr. Rosdeni, Bagian Mata RSUD Cibinong.

Belum lagi, jarak antara mata dengan layar komputer biasanya cukup dekat. Kalau sudah begitu, lengkaplah sudah ‘derita’ sang mata. Lelahnya makin menjadi-jadi.

Anak tak mampu mengatakan

Ketegangan yang ditimbulkan dalam permainan games di layar komputer, seringkali membuat anak-anak jarang berkedip. Jika permainannya seru, si kecil seolah-olah ‘tersihir’ dan tenggelam dalam dunianya sendiri. Matanya jadi tak bosan-bosannya memelototi layar komputer.

Padahal nih, kedipan-kedipan mata punya arti tersendiri dalam pemeliharaan kesehatan mata. Bagaimana tidak? Mata ‘kan dilindungi secara anatomis oleh berbagai bagian, seperti kelopak mata, alis serta bulu mata. Proses mengedip pun juga melindungi mata agar tidak mudah kering.

Memang, air mata berguna untuk membersihkan kotoran yang masuk ke mata, melumasi mata, melindungi mata (karena mengandung antibakteri dan antibodi), mengandung nutrisi (glukosa, elektrolit, dan enzim protein), serta sebagai media ‘transportasi’ oksigen dan udara. Jika pasokan air mata kurang dan pelumasan mata menurun, apalagi dalam jangka lama, maka kesehatan mata pun terganggu. Sesekali sih mungkin masih tak terasa. Namun, lama kelamaan akan menimbulkan keluhan juga.

Nah, mata yang jarang mengedip akibat keasyikan memelototi layar komputer akan mengalami penguapan berlebihan. Lengkap sudah ‘penderitaan’ mata si kecil kalau ruangan tempatnya mengutak-atik komputer itu ber-AC, penuh kepulan asap rokok, debu, dan sebagainya. Kok bisa begitu? Selain terasa kering, penglihatannya akan buram plus kemampuan melihat pun menurun. “Padahal, anak kecil biasanya belum bisa bilang keluhan yang dirasakannya. Jika dibiarkan berlarut-larut, bisa terjadi gangguan penglihatan yang menetap,” kata dr. Rosdeni.

Sering dianggap penyakit lain

Kelelahan kerja otot mata dan lensa mata memang bisa muncul dalam berbagai bentuk (untuk jelasnya, simak “Inilah Beberapa Gejala Lelahnya Mata”). Tak heran ‘kan kalau gejala ini bisa disalahartikan dengan penyakit lainnya.

Memang, begitu si kecil mengeluh pusing, tengkuknya sakit dan mual, biasanya Anda langsung membawanya ke dokter anak. Setelah dirontgen kepalanya, ternyata kondisinya baik-baik saja. Namun, karena ia tetap pusing, mual, bahkan kadang-kadang muntah, barulah dokter menganjurkan agar ia diperiksa matanya. “Ternyata, si anak menderita rabun dekat. Dan, rabun dekatnya itu diperparah dengan kebiasaannya bermain game dengan jarak layar yang teramat dekat dengan matanya,” tutur dr. Rosdeni.

Adakah pengaruhnya bila menggunakan filter di depan layar komputer? Ternyata, cara ini tidak dapat sepenuhnya mencegah kelelahan otot mata. Penelitian di Amerika Serikat terhadap 25.000 pengguna komputer memang menunjukkan, filter tidak terlalu berpengaruh dalam mencegah kelelahan otot mata.

Jadi, bukan tak mungkin kalau si kecil yang sehari-harinya selalu terpaku di depan komputer bermain game suatu ketika akan mengeluh pusing, penglihatan tak jelas, mual-mual sampai pingsan. Bisa jadi, ia tidak menderita penyakit serius, melainkan terganggu akibat kebiasaannya berlama-lama di depan komputer. Memang sih komputer perlu dikenal anak sejak dini. Namun demi kesehatannya, sebaiknya diatur saja jam-jam bermainnya. Kalau tidak, matanya yang jadi ‘korban’. Lagi-lagi, semua ini tergantung Anda!