Info Ayah Bunda

Thursday, April 10, 2008

Malabsorbsi Lemak

Sejak sakit sebulan lalu, anak saya, 13 bulan, dengan berat badan 11,5 kg (berat badan waktu lahir 3,5 kg), sulit makan. Makanan yang berganti-ganti dan bervariasi tetap ditolak. Bila dipaksa, makanan yang sudah dimulut dimuntahkan kembali. Padahal, sebelum sakit, ia mau makan dan minum susu dengan teratur.

Dokter menyarankan pemeriksaan feses di laboratorium. Hasilnya, anak saya dinyatakan mengalami malabsorbsi lemak dan dianjurkan untuk diberi susu yang kadar laktosanya rendah. Adakah perbedaan susu formula biasa dengan susu formula yang kadar laktosanya rendah?

Sampai kapankah susu rendah laktosa ini harus diberikan untuknya? Bagaimana mengembalikan nafsu makannya, mengingat sampai saat ini ia hanya mau minum susu tanpa makan apa-apa? Saya khawatir anak saya kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat.

Ny. Ir, Jakarta

Kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh banyak hal. Dari penyakit infeksi kronis sampai salah asuh. Dilihat dari berat badan anak Anda yang baik sementara pola makannya hanya minum susu, kemungkinan besar penyebabnya adalah karena pola makan yang salah. Anak Anda terlalu banyak minum susu, sehingga kebutuhan kalorinya telah terpenuhi, sehingga tidak ada nafsu makan lagi. Padahal, untuk anak di atas usia 1 tahun, susu tidak lagi merupakan makanan utama, karena makanan utamanya seharusnya adalah nasi lembik dan lauk-pauknya.

Menganalisis data yang Anda ajukan, agaknya malabsorbsi lemak dan intoleransi laktosa tidak terjadi pada anak Anda, karena berat badannya cukup baik dan tidak ada gejala diare. Oleh karena itu, anak Anda dapat diberi susu normal.

Susu formula rendah laktosa adalah susu formula dengan kadar laktosa rendah (<3g/dl), sedangkan susu formula normal mengandung laktosa sekitar 7g/dl. Susu formula rendah laktosa digunakan pada bayi yang menderita diare dengan komplikasi intoleransi laktosa (kemampuan usus mencerna laktosa terganggu sementara).

Sebagai kesimpulan, berikan anak Anda makanan padat dan susu sebagai tambahan. Bila masih tidak mau makan, konsulkan kepada dokter Anda untuk mencari penyebabnya.

Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, Sp. A (K)
IDAI Jaya

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home