Info Ayah Bunda

Friday, July 4, 2008

Gemar Teriak

Si kecil berteriak itu biasa. Namun jika jadi kebiasaan tentu bikin pusing orang sekeliling.

“Mbak, ambilin pensilku dong!” pinta Chika (3 tahun) sambil berteriak. Susi, sang ibu yang mendengar, mendadak ikut berteriak, “Chika ambil sendiri, jangan teriak-teriak!” Teriakan sang ibu memang mampu membungkam Chika sementara waktu. Namun, begitu Susi melangkahkan kakinya ke dalam kamar, mulai terdengar teriakan Chika yang lain. Kali ini si adik sasarannya. Tentu saja Susi jadi pusing tujuh keliling. Apa yang dapat dilakukan?

Perlu trik khusus

Anak seusia Chika memang belum dapat mengontrol volume suaranya. Anak-anak usia ini bahkan seringkali tampak senang jika melihat lingkungannya terganggu dengan perilakunya. Jangan heran jika mereka mengulangi beberapa kali perilakunya di lain kesempatan. Untuk mengatasi hal itu perlu beberapa trik jitu seperti berikut ini:

- Introspeksi

Apakah selama ini ada anggota keluarga dewasa yang berkomunikasi dengan berteriak. Komunikasikan pada anggota keluarga yang punya kebiasaan itu, dan upayakan agar kebiasaan saling teriak dihilangkan. Selain itu, periksalah peralatan audio visual di rumah, apakah selalu disetel dengan volume tinggi? Jika demikian, tak heran si kecil berteriak ketika bicara.

- Hindari keinginan balas berteriak

Mendengar si kecil berteriak bisa mendorong Anda balas berteriak. Ini tentu saja reaksi wajar namun, kurang bijaksana. Berteriak kembali untuk menghentikan teriakan si kecil justru memicu kompetisi dan mengilhaminya meningkatkan volume teriakan. Anak juga membuat tindakan itu sebagai excuse , “Jika ayah dan ibu saja bisa berteriak, mengapa aku tidak!”

- Bicara halus tapi tegas

Ketika si kecil mulai berteriak, cobalah mengajaknya bicara empat mata. Tataplah matanya dan mulailah berbicara dengan cara yang halus namun tegas. Cara ini membuat anak menghentikan teriakannya dan mulai mendengar apa yang Anda katakan.

- Alihkan potensinya

‘Kepandaian’ si kecil bersuara keras bisa saja dialihkan. Ajak ia mengeluarkan suaranya dengan berkaraoke, bernyanyi bersama, atau memainkan alat musik. Siapa tahu cara ini dapat mengalihkan keinginan anak berekspresi dengan cara yang lebih manis.

- Bantu mengatur volume suara

Terkadang anak tidak dapat mengatur volume suaranya karena tidak ada masukan dari orang-orang di sekitarnya. Beri masukan mengenai volume suara yang tidak mengganggu lingkungan. Beri tahu anak sebesar apa suaranya diperbolehkan di dalam ruangan yang berbeda dengan di luar ruangan.

- Permainan mengontrol suara

Ada beberapa permainan yang dapat membantu si kecil mengontrol suaranya, seperti permainan saling bisik. Berikan suatu kata yang harus disampaikan pada temannya dengan cara berbisik agar lawannya tidak mendengar apa yang dikatakannya.

Esthi Nimita Lubis

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home